Lihat ke Halaman Asli

Jika Aku Tak Berada di Rumah Itu Lagi

Diperbarui: 15 September 2020   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Shawna Erback/fineartamerica.com

Ah, betapa kepedihan ini sungguh menggangguku. Aku ingin lari dan menjauh dari rumah itu, ya rumah di daerah hatimu. Aku menyaksikan bahwa pondasi cinta yang seharusnya tersemat dalam sebuah komitmen cinta telah memudar dan tidak lagi mempersembahkan warna cinta dengan seharusnya

Sekarang ini, rumah itu sering menjadi suasana dukacita untuk hatiku. Aku sering membiarkan detik demi detik waktu yang berdetak dan yang kulalui, menjadi waktu yang penuh kesia-siaan. Kini, gairah dan hasratku mencintai dari setiap suasana yang terjadi, perlahan menjadi layu. Betapa banyak senyumku yang telah menghilang

Dahulu, aku sering menuliskan puisi tentang keindahan perihal rumah itu. Dan sekarang ini, aku lebih sering menuliskan puisi tentang patah hati pun juga kesedihan. Dan jika aku tak berada di rumah itu lagi, mungkin aku akan memiliki keberuntungan, karena bingkai dan pintu perasaanku akan beristirahat dari luka dan kerapuhan yang berada di samudra hatiku

Sayangnya, aku tak akan bisa menempuh perjalanan itu. Perjalanan untuk pergi dari rumah itu. Karena bagiku, komitmen cinta itu penting untuk dipertahankan. Sehingga, aku akan terus berusaha untuk mengepakkan sayap cinta yang telah kupilih untuk bertahan di hatiku. Karena itu adalah perjuangan cintaku

***
Lusy Mariana Pasaribu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline