Lihat ke Halaman Asli

Lima Sumber Ide Menulisku!

Diperbarui: 19 September 2020   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay

Pernahkah para Kers d K kehabisan ide untuk menulis?, aku tidak tahu jawabnya dengan pasti. Tak mungkin juga kutemukan jawabannya dari setiap kers, yang aku sendiri tak tahu berapa jumlah pasti anggota kers d K. Tapi jika aku yang harus menjawabnya, aku pernah bahkan seringkali kehilangan ide untuk menulis. Entah karena jenuh atau pun karena perbendaharaan kosakataku tidak berfungsi dengan baik.

Tapi ada saja hal yang terjadi, entah itu hal baik atau kurang baik sekali pun, yang mengusik perasaanku dan mau tak mau ingin segera keluar dari nalarku pun harus dituliskan. Terkadang aku tak ingin menulis apa pun, tapi terkadang mau tak mau harus melepaskan kata untuk dituliskan.

Jadi jika ditanya padaku, ide menulisku dari mana? Dari banyak hal.

1. Aku mendapatkan ide menulis dari imajinasi atau khayalan tingkat tinggi.

Salah satu hal yang paling kusukai adalah puisi, dan yang memudahkanku untuk menulis puisi adalah imajinasi atau khayalan tingkat tinggi. Imajinasi teramat dekat dalam diri. Bagaimana tidak, ketika sedang sendiri dan merasakan sunyi, imajinasi akan bertebaran di lokomotif hatiku. 

Tak mau kehilangan kesempatan ketika imajinasi dan khayalan tingkat tinggi memberikanku ide menulis, akan akan menyimpan kata-kata yang hadir di dalam catatan tulisan puisiku. Lalu aku akan melengkapinya menjadi puisi yang utuh saat aku menemukan kenyamanan yang mendukungku.

Dari keseluruhan puisi yang sudah tertulis olehku, bisa kukatakan puisi itu mayoritas kutuliskan berdasarkan imajinasi dan khayalan tingkat tinggi belaka.

2. Aku menemukan ide menulis dari tempatku bekerja.

Ini kisah nyataku kala itu, ketika aku menerima jadwal mata kuliah yang harus ku ampuh di kampus tempatku mengajar tidak sesuai dengan yang seharusnya ketika mengadakan rapat.  Ketika aku mengetahui hal itu, seketika aku kecewa dan marah. Tak tahu meluapkan pada siapa, aku luapkan dan lepaskan kesesakan hatiku dengan menulis bait demi bait puisi. Aku ingat puisi yang kutulis tentang ini, puisi itu berjudul "Ketidakadilan Hidup". Dan bisa ditemukan di platform blog K, karena sudah saya tayangkan pada tanggal 06 Februari 2019.

Lalu pernah aku pernah menulis artikel edukasi tentang "Etika Berkomunikasi di Grup Whatsapp Umum" dan sudah aku tayangkan juga di K pada tanggal 13 Desember 2018. Kenapa aku bisa menulis artikel ini, kala itu aku sedikit terusik dengan beberapa anggota grup whatsapp kampus yang aku ada di dalamnya. Jelas-jelas yang ada di dalam grup, dari latar belakang agama yang berbeda, tapi tetap saja ada yang tidak menghargai agama minoritas.

Sebenarnya masih ada beberapa tulisan lain yang pernah kutulis karena terinspirasi dari tempat kerjaku, mungkin lain kali akan dituliskan lagi. Ehehe

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline