Diantara celah dinding anyaman bambu, aku terpaku pilu
Malam kian berlalu menebar senyap diantara gundah yang mendekap
Remuk hancurnya hatiku atas semua laku culasmu,
Aaaaaaaaaaaaa hatiku menjerit kelu
Separuh dari hidupku telah pasrahkan padamu,
Namun kejam , tanpa perasaan jiwaku kau rajam
Bagai merangkak aku memunguti serak semangatku,
Menekan perasaanku, mengalah agar tiada terlihat kesah
Lagi dan lagi kau berulah,
mengapa aku harus kau perlakukan bagai sampah?
Di mana...?
Dimana cinta yang kau ucap lewat sumpah diantara altar yang berdiri megah?