Minyak zaitun merupakan salah satu bahan makan yang paling dihargai di dunia, terutama dalam masakan Mediterania. Proses pembuatannya melibatkan beberapa langkah dan dalam metode tradisional, batu apung (pumice) memainkan peran penting. Artikel ini akan membahas secara rinci tentang bagaimana batu apung digunakan dalam proses pembuatan minyak zaitun, termasuk sejarah, manfaat, dan teknik yang terkait.
Sejarah Penggunaan Batu Apung
Penggunaan batu apung dalam pengolahan minyak zaitun sudah ada sejak zaman kuno. Bangsa Romawi dan Yunani kuno telah menggunakan teknik ini untuk mengekstraksi minyak dari buah zaitun. Batu apung dipilih karena sifatnya yang ringan dan kemampuannya untuk menghaluskan daging buah tanpa merusak rasa dan kualitas minyak yang dihasilkan. Seiring dengan perkembangan teknologi, metode modern mulai menggantikan penggunaan batu apung, tetapi masih ada produsen yang setia pada cara tradisional ini.
Proses Pembuatan Minyak Zaitun
Proses pembuatan minyak zaitun terdiri dari beberapa tahap utama: pemanenan, penggilingan, ekstraksi, dan penyimpanan. Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing langkah dengan fokus pada penggunaan batu apung.
1. Pemanenan
Pemanenan buah zaitun adalah langkah pertama dalam proses pembuatan minyak zaitun. Buah zaitun biasanya dipanen saat sudah matang, karena pada tahap ini kadar minyak dalam buah mencapai puncaknya. Pemanenan dilakukan secara manual atau dengan menggunakan alat modern. Setelah dipanen, buah zaitun harus segera diproses untuk menjaga kesegaran dan kualitas minyak.
2. Penggilingan
Setelah pemanenan, buah zaitun akan digiling menjadi pasta. Inilah saat batu apung berperan. Dalam metode tradisional, buah zaitun dimasukkan ke dalam mesin penggiling yang dilapisi dengan batu apung. Batu ini membantu menghaluskan daging buah zaitun, sehingga minyak yang terikat di dalam sel-sel dapat diekstraksi. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling yang memiliki dua batu apung berputar.
Penggunaan batu apung dalam tahap ini memiliki beberapa keuntungan. Sifat abrasifnya membantu dalam memecah daging buah tanpa merusak kualitas minyak. Selain itu, batu apung juga tidak memberikan rasa atau aroma yang tidak diinginkan pada minyak, sehingga hasil akhirnya tetap bersih dan berkualitas tinggi.
3. Ekstraksi