Rasionalisme adalah aliran filsafat yang menekankan akal sebagai sumber utama pengetahuan. Sejarahnya dimulai dari pemikiran klasik, seperti yang dikemukakan oleh Plato dan Aristoteles, yang berargumen bahwa pengetahuan diperoleh melalui akal, bukan pancaindra. Pada abad ke-15, rasionalisme mulai bangkit seiring dengan penurunan wibawa Gereja Katolik, di mana Lorenzo Valla menjadi salah satu tokoh awal yang mengkritik doktrin gereja.
Puncak perkembangan rasionalisme terjadi pada abad ke-17 dengan Ren Descartes, yang dikenal sebagai "bapak filsafat modern." Descartes mengemukakan metode deduktif dan prinsip "Cogito, ergo sum" untuk menemukan kebenaran. Tokoh lain seperti Baruch de Spinoza dan Gottfried Leibniz juga berkontribusi signifikan dalam mengembangkan pemikiran rasionalis.
Rasionalisme berlanjut hingga abad ke-18 dan ke-19, mempengaruhi banyak bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran filosofis. Aliran ini menjadi respons terhadap dominasi gereja dan membuka jalan bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern.Rasionalisme muncul sebagai respons terhadap pemikiran empirisme, yang menekankan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman inderawi. Aliran ini menganggap bahwa meskipun indera manusia memberikan banyak informasi tentang dunia, namun hanya dengan menggunakan akal budi manusia dapat mencapai kebenaran yang lebih universal dan tetap. Filsafat rasionalisme menyoroti bagaimana akal manusia dapat mengakses pengetahuan yang lebih mendalam, yang tidak dapat dijangkau oleh indra. Hal ini berhubungan dengan ide dasar bahwa ada pengetahuan yang bersifat inheren dalam akal manusia, yang tidak bergantung pada pengalaman empiris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H