Lihat ke Halaman Asli

"15 Tahun Pernikahan Kita, Kang"

Diperbarui: 13 Agustus 2015   12:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung, 13 Agustus 2015

[caption caption="Keluarga Tercinta"][/caption]

Ya Allooh....

Memperingati mulainya suatu hubungan suci, sebuah Pernikahan, memang bukan satu keharusan. Bukan kewajiban, bukan sunnah pula. Makruh, mungkin. Bahkan jika lupa atau bahkan dilupakan kapan itu terjadi pun, mngkin bukan apa-apa. Tapi untukku, yg biasa selalu diingatkan, terutama oleh ibuku adalah, beliau yg selalu mengucapkan kata-kata selamat dan do'a yg paaanjang untuk kami anak2nya. Meski tak ada kue tart, lagu selamat ulang tahun atau apa lah namanya, apalaah bentuknya. Ibu selalu memberi kecupan manis saat kami terbangun di pagi hari, bersamaan dengan Do'a Bangun Tidur yang senantiasa beliau bisikkan ditelinga dengan lembutnya. 'Alhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba'damaa amaatanaa wa ilaihinnusyuur' . Jazaakillaah khoir ibu, atas do'amu yang tak pernah terputus.

Untukmu, Kang Sobana, wahai suamiku tercinta, terima kasih atas segala perhatianmu padaku dan juga anak2. Cinta dan kasih sayangmu tak bisa dibandingkan dengan berapa nafkah materi yg kau berikan pada kami. Alloh selalu mencukupi semua keperluan kita. Selalu saja ada rizki yang Alloh kirimkan tatkala kita membutuhkan. Kita manusia hanya berikhtiar untuk menjadi insan yang lebih baik. Meski ada pula orang yang menilai bahagianya istri dilihat dari berapa banyaknya perhiasan. Tapi untukku, bukan itu.

Maafkan sy, jika selama 15 tahun kita bersama menjalani bahtera rumah tangga, sy belum bisa menjadi istri yang baik, sy belum bisa mendidik anak2 seperti yang dicontohkan Rasululloh, tak mudah, ternyata. Surga itu mahal, Kang. Ayo kita terus menabung amal sholeh untuk mendapat Surga - Nya. Untuk kita, tugas kita adalah menjadi orangtua teladan bagi anak2 kita. Karenanya, satu yg selalu sy minta, teruslah bimbing sy agar bisa menjadi teladan bg anak2 kita. Agar kita bisa terus sejalan, terus mencintai Alloh, mencintai Rosululloh shollallohu'alaihi wa sallam, mencintai keluarga beliau, mencintai Masjid Rumah Alloh.

Saya mencintaimu Karena Alloh.

Insyaalloh.

Istrimu, Lusijani.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline