Lihat ke Halaman Asli

Hujan dan Cinta

Diperbarui: 29 Oktober 2024   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pinterest

Hujan dan Cinta


Saat langit muram berbalut kelabu,
Tetesan hujan jatuh perlahan,
Seperti bisikan rindu yang merindu,
Mengalir lirih dalam keheningan malam.

Di tiap tetesnya ada kisah tersembunyi,
Tentang pertemuan yang tak pernah sirna, Dua hati yang saling mendekap sunyi, Meski jarak membentang tanpa tanda.

Hujan membawa aroma yang khas,
Mengingatkan pada tatap penuh harap,
Kita berdiri di bawah langit yang basah,
Dalam diam, namun hati kita erat terikat.

Rintik hujan bak melodi abadi,
Mengiring langkah menuju kenangan,
Tentang senyum yang tak pernah pergi,
Tersimpan rapi dalam dada yang tenang.

Kau dan aku, bagai hujan dan tanah,
Saling meresap, meski tak selalu tampak,
Di balik dingin yang kadang menyapa,
Tersimpan hangat, pelukan yang tak terjejak.

Pada tiap tetes, kuingat semua janji,
Seperti air yang jatuh kembali ke bumi,
Begitu pula cinta kita tak akan berhenti,
Meski badai coba menghalangi.

Hujan ini bukan sekadar butir air,
Ia adalah pesan cinta yang tertinggal,
Bahwa dalam dingin, kau adalah hangat,
Dalam deras, kau adalah tenang yang kupegang.

Di bawah langit hujan ini,
Kita temukan arti sebuah kesetiaan,
Seperti hujan yang selalu kembali,
Cinta kita akan abadi, tak pernah hilang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline