Selamat Malam Ramadhan,
Kehidupan di dunia ini akan terus berputar. Terkadang posisi kita ada diatas, atau bahkan mungkin tiba-tiba kita terjerembab pada suatu masalah dan serasa berada di titik nadir. Kejadian-kejadian yang dialami tersebut seringkali tidak bisa diprediksi. Namun pada akhirnya kita harus menyadari bahwa semua yang dialami adalah atas kehendak-Nya, Allah SWT. Jangan pernah menyalahkan diri sendiri apalagi orang lain. Sadari dan pahami, semua roda kehidupan ini ada yang mengatur.
Manusia adalah makhluk yang sempurna, tapi kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Sesempurna apapun manusia menurut pandangan manusia lain, tetap saja pasti ada salah dan kelirunya. Tugas kita sebagai umat muslim adalah bahwa kita harus tetap menjaga silaturahmi dan selalu saling mengingatkan. Saat teman kita terpuruk, jangan pojokkan dia dengan hanya menyalahkannya. Pastinya ada alasan atas apa yang dia perbuat.
Namun fenomena saat ini adalah di saat kesalahan itu terjadi, begitu banyaknya aura negatif di sekeliling kita . Menyalahkan, memojokkan dan menjudge seseorang itu begitu mudahnya.
Menilai orang lain seperti begitu mudah seolah-olah kita lebih tahu atas diri seseorang yang melakukan kesalahan atau kekeliruan dibandingkan orang yang dinilainya. Membicarakan hal-hal negatif atau istilahnya bergunjing alias ghibah, begitu lancarnya seperti aliran sungai yang terus melaju.
Terkadang jika diperhatikan justru perbincangan atau kalimat-kalimat negatif ini, yang tentunya bernada menyebarkan kebencian, keluar dari mulut orang yang kita anggap paham agama. Karena apa? sosok-sosok ini biasanya yang suka memposting tagline-tagline, kalimat-kalimat, atau bahkan video-video tentang keagamaan. Yang sering memposting tentang sholat tahajud, dhuha, atau hal-hal lain yang bersifat Islami. Luar biasa kan? Tapi inilah yang terjadi.
Dan yang lebih miris lagi terkadang pula si penilai ini adalah orang yang pernah kita bantu di saat dia dalam kesulitan dan di depan kita bersikap manis. Masya Alloh...
Menyedihkan memang kondisi seperti ini jika terjadi di sekitar kita. Jadinya kita pun menilai bahwa seseorang yang mungkin menurut dirinya ahli ibadah, malah membuat noda diatas ibadah yang sudah dia lakukan. Tapi mungkin kembali lagi pada dasarnya bahwa itu sudah menjadi karakter. Karakter seperti ini sulit untuk dirubah, kecuali si penilai itu tadi mau merubah keadaan dirinya. Dirinya seolah-olah merasa sudah dekat dengan Tuhan, tapi tanpa sadar kesombongan masih bersemayam kuat dalam hatinya. Naudzubillah...
Allah SWT Maha Tahu,