Lihat ke Halaman Asli

Eksistensi Tanpa Kompetensi, Apa Jadinya?

Diperbarui: 27 Februari 2022   14:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sukses. (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Minggu pagi...

Saatnya rehat dan refresh sejenak,  tapi tetap harus produktif. Menulis adalah hal yang mungkin sebagian orang anggap mudah, padahal di sini kita perlukan ide dan pemikiran yang akan dituangkan. 

Tentang cerita apa yang akan disampaikan bahkan tentang perasaan apa yang akan kita ungkapkan kepada pembaca. Sekedar berbagi cerita dan ilmu saja...

Hmmm... Itu hanya intermezo sejenak saja ya, sahabat

Setiap orang tentunya ingin terlihat berbeda dengan orang lain. Seperti ingin menyampaikan bahwa "ini lho saya", "ini lho yang sudah saya lakukan", " karena saya lho maka anda menjadi hebat". 

Dan, kalimat-kalimat lainnya yang seolah-olah ingin menunjukkan karena jasanya atau berkat kerja kerasnya orang lain menjadi berhasil atau suatu pekerjaan selesai dengan baik. 

Wajar jika memang pengakuan yang dicari, tapi terkadang dibalik itu akan muncul pertanyaan "sebenarnya dia melakukan itu semua tujuannya apa ya?". 

Apakah hanya sekedar butuh pengakuan, ingin terlihat hebat, atau hanya ingin diakui eksistensinya belaka? 

Karena orang-orang seperti itu kebanyakan melakukan sesuatu memang tanpa diminta, tapi setelah selesai melakukannya akan muncul semacam komentar-komentar tadi. Ingin diakui eksistensinya barangkali ya?

Apa sih eksistensi? Eksistensi adalah keberadaan, dimana keberadaan yang dimaksud adalah adanya pengaruh atas ada atau tidaknya kita. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline