Lihat ke Halaman Asli

Analisis Kesalahan Ejaan pada Spanduk, Baliho, dan Pamflet dalam Konteks Masyarakat

Diperbarui: 5 Juni 2024   06:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 2.1 (Judul Gambar) Sumber: https://kabarjombang.com/travel kuliner/bernama-rifin-bisa-makan-mie-ayam-gratis seumur-hidup/

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA SPANDUK, BALIHO DAN PAMFLET DALAM KONTEKS MASYARAKAT

Lusi Setyaningsih

(201230271)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan berbahasa pada media spanduk, baliho dan pamflet. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode analisis isi. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kalimat yang mengandung kesalahan berbahasa pada spanduk, baliho dan pamflet yang ada di foto artikel internet. Dan sumber data yang digunakan terdapat dalam foto artikel di internet. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Teknik analisis data yaitu menggunakan teknik reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan. Berdasarkan data yang ditemukan dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa tulisan pada spanduk masih sering dijumpai kesalahan berbahasa dalam konteks masyarakat berkaitan dengan penulisan kata. Penelitian ini meneliti data yang berkaitan dengan kesalahan kata baku dan tidak baku, kata hubung, dan pemenggalan kata.

Kata Kunci: Kesalahan Ejaan, Spanduk, Baliho, Pamflet

A. PENDAHULUAN

          Bahasa memang berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa dibutuhkan manusia untuk berinteraksi dengan lingkunganya. Seseorang atau sekelompok masyarakat dapat menyatakan maksud, pendapat, pikiran, ide, gagasan dan perasaan kepada orang lain atau kelompok lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi dan urutan bunyi terstruktur yang digunakan atau dapat digunakan dalam komunikasi interpersonal. Bahasa juga dapat digunakan oleh kelompok manusia untuk mengungkapkan peristiwa dan proses kejadian lainnya yang terdapat di lingkungan sekitarnya. Bahasalah yang menandakan manusia sebagai makhluk yang berakal. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang bersifat arbiter dan digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama dan berkomunikasi untuk mengidentifikasi diri. Di kalangan masyarakat termasuk juga para pelajar masih ada yang salah saat menempatkan kalimat dan kata. Padahal, penempatan dari huruf kata, dan kalimat sangat berpengaruh terhadap makna dalam berbahasa. Penempatan huruf, kata serta kalimat harus dituliskan dengan tepat agar bisa memberi makna yang tepat sehingga sesuai dengan yang dimaksudkan oleh penutur. Namun, banyak masyarakat yang masih bingung terhadap penempatan kata dan kalimat. Hal tersebut sadar ataupun tidak, kata yang tidak tepat pada pemakaiannya terutama di tempat umum atau media luar. Media luar ruangan mempunyai banyak jenisnya diantaranya yaitu baliho, pamflet, poster, spanduk dan lain-lain.

         Selain hal-hal di atas, terdapat juga kurangnya pemahaman dalam penyusunan kalimat sehingga membuat kalimat yang tertera membuat pembaca berfikiran berbeda dengan makna yang sebenarnya. Kurangnya perhatian dari masyarakat terhadap kesalahan berbahasa tersebut, karena menurut mereka tujuan dan maksud dari mereka tersampaikan. Tersampaikannya informasi menjadi hal terpenting yang diinginkan oleh masyarakat. Seringnya terjadi kesalahan penulisan yang ada di baliho, pamflet ataupun spanduk dikarenakan kurangnya perhatian terhadap penggunaan EYD saat penulisan. Terlebih oleh para penjual yang biasa menggunakan media seperti spanduk, baliho dan pamflet, Karena bagi penjual kata-katanya bisa terbaca serta terdengar akrab bagi pembaca yaitu pembeli tanpa harus memperhatikan penggunaan EYD. Kesalahan berbahasa bisa terjadi dalam berbagai situasi. Terdapat beberapa jenis kesalahan berbahasa yaitu kesalahan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan kesalahan memfosil yang menjadi sifat kesalahan berbahasa. Dan juga ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak sesuai dengan EYD ataupun bahasa baku. Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.


B. KAJIAN TEORI

     1. Pengertian Ejaan

         Menurut Widya, dkk (2020: 39) Kata "ejaan" berasal dari bahasa arab hija' menjadi eja yang mendapat akhiran -an. Hakikat bahasa adalah bahasa lisan. Bahasa tulis merupakan turunan dari bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah bahasa lisan terutama yang tidak baku, sangat simpel. Setelah Islam datang, di Nusantara digunakan huruf arab untuk menulis bahasa Melayu. Pada 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk bahasa Melayu. Ejaan ini dikenal dengan Ejaan Van Ophuijsen. Menurut KBBI (2017 : 75) ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dsb) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukkan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.

     2. Pengertian Spanduk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline