Lihat ke Halaman Asli

Angkringan Tentrem Kang Doel

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1387329086206421286

[caption id="attachment_284535" align="aligncenter" width="300" caption="Kang Doel setelah membereskan piring dari meja pembeli"][/caption] Wong ndeso rejeki kuta yang artinya Orang desa tapi rezeki kota. Warsidi yang berasal dari Wonosari. Bertahan hidup dari sebuah angkringan bersama istri, anak dan saudara. Tahun 1994 mulai berjualan angkringan. Bermodal gerobak angkringan yang dipinjami oleh juragan. Mendorong gerobak kesana – sini, dari belakang KFC hingga Janti. Dengan menjualkan dagangan milik orang lain, dengan mengambil sedikit keuntungan.

Warsidi yang biasa disapa Kang Doel (36). Dan istrinya yang bernama Doel Warsidi (32). Dengan semangat, jiwa kemandirian, dan keinginan untuk membuka usaha angkringan. Kang Doel bersama istrinya mulai mendirikan angkringan pada tahun 2000. Berkat kebaikan ibu kost, yang menawari untuk masuk ke pekarangan sebagai tempat berjualan.

“Dulu kan masih kerja, terus coba - coba masak sendiri untuk dijual. Ternyata  hasilnya jualannya malah lebih besar daripada kerja. Akhirnya berhenti kerja, terus masak untuk dijual di angkringan,” kata istri Kang Doel.

Angkringan Tentrem Kang Doel yang beralamatkan di Jalan Janti, Gang Sengon, Nomer 94. Lahan pekarangan yang digunakan ini menyewa dengan biaya 10 juta rupiah per tahun.

Angkringan Tentrem Kang Doel menjual beraneka ragam makanan. Mulai dari nasi kucing sambal teri, gorengan, minuman, nasi sayur dll. Harganya pun relatif murah. Angkringan ini mulai buka pukul 09.00 hingga pukul 18.00. Dengan dibantu empat karyawannya, yang sekaligus masih saudara. Konsumennya pun dari banyak kalangan.

[caption id="attachment_284534" align="aligncenter" width="300" caption="Kang Doel bersama dua orang karyawannya"]

1387328984996891018

[/caption]

Dengan modal 4,5 jutaan untuk membeli bahan – bahan pokok, seperti beras, gula, tepung, teh dll. Setiap hari Kang Doel bisa mendapatkan penghasilan kotor kurang lebih dua jutaan setiap harinya.

“keunikan dari angkringan ini adalah saat menghitung jumlah uang yang harus dibayar pelanggan. Dan satu lagi, jika ada pelanggan mengeluh sakit di sini, misalnya vertigo, langsung saya obati dengan alat terapi,” tandas Kang Doel.

Dari usaha angkringan ini, Kang Doel bisa membangun rumah di kampungnya, membeli tanah, memiliki tiga motor, satu mobil. Selain itu, Kang Doel bisa mengunjungi Baitullah alias umroh.

“Kalo suka duka sih saya ambil sukanya aja, dukanya gak usah diambil. Sukanya sih kalo laris,” kata Istri Kang Doel yang hobi memasak.

“suka dukanya itu jika tabrakan dengan kegiatan yang menjadi hobinya sebagai relawan, dan komunikasi HT. Saya harus meninggalkan angkringan demi membantu orang lain di kampung lain yang membutuhkan. Atau saat karyawannya tidak bisa bekerja, saya harus menggantikkannya,” tandas Kang Doel yang memilik satu anak.

Dari angkringan ini semoga bisa menyekolahkan anaknya sampai ke perguruan tinggi. Kang Doel berharap semoga bisa lebih maju lagi, dan bisa membantu orang yang kurang mampu. (Luri Astuti)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline