Lihat ke Halaman Asli

Puisi, Linggis vs Pena

Diperbarui: 12 April 2016   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: id.aliexpress.com"][/caption]Sungguh malang nasib Negri kita
Memiliki para koruptor yang telah merajalela
Bukankah kebanyakan dari mereka para pendiri bangsa?
Atau malah, pembawa derita untuk kita?

Uang, seolah remot negara kita
Suap, sudah menjadi tradisi negri kita
Jabatan dan keadilan sungguh membohongi kita
Mau jadi apa negri kita?

Maling berdasi maling yang lihai
Menggoyangkan pena di atas
Lembaran bermeterai
Sungguh pandai berteriak jadi maling

Para koruptor pun disebut maling
Tapi bukan maling kesiangan
Maling dibilang maling karena
Menggait harta negara tanpa pamit

Awan dilangit ikut menangis
Seakan tak terima dengan dunia
Dulu kau merampok pakai Linggis
Sekarang Pena jadi alatnya

Polisi tak lagi mengayomi
Jabatan tinggi hanya pamor masa kini
Rakyatpun tak ditangani
Hanya berfikir untuk sendiri
Agar istana kokoh berdiri

Kini tikuspun tegap berdiri
Sembari tertawa dan berkata
Akulah raksasa Negri ini hahaha....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline