Lihat ke Halaman Asli

Apakah karena Demokrasi

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Apakah karena demokrasi

Berdasarkan riset yang telah dilakukan oleh lembaga yang dinamakan  the telegraph pada 3 maret 2015, yang berkenaan dengan  indeks tingkat kesengsaraan, Indonesia termasuk kedalam 15 negara dengan tingkat kesengsaraan yang tinggi berdasarkan tingkat pengangguran dan  tingginya laju inflasi, padahal Indonesia merupakan  negeri demokrasi paling besar nomor 3 di dunia . Mengapa hal ini terjadi pada indonesia , padahal karena saking demokrasinya Indonesia pernah mendapatkan demokrasi award dari ( IAPC/ international association of political consultant) dengan terpilihnya presiden kita yang terbaru yang juga karena demokrasi, presiden kita di citrakan sedemikian rupa oleh pencitraan yang sangat gencar di media massa mulai dari cara berpakaian dan kebiasaan beliau sehinga seakan akan beliau sangat dekat dengan rakyat , tapi rakyat lupa melihat sisi lain dari sang presiden. Ketika sudah berada dalam tampuk kekuasaan para orang  yang  berada di belakang layar pun muncul ke permukaan seakan ingin meminta imbalan atas apa yan telah diberikan sehingga sang presiden dapat duduk di RI 1. Semua dukungan yang diberikan ternyata tak berlatar ke ikhlasan .

Fakta yang mebuktikan bahwa demokrasi telah diperalat oleh kelompok elite masyarakat saja ( elite politik, elite wakil rakyat, elite parpol,elite para pemilik modal) sambil melupakan rakyat dan bahkan juga menindas rakyat, karena pada prakteknya bukan rakyat yang menjadi penentu kebijakan , melainkan partai politik dengan kepentinga internalnya . Indonesia yang kian hari di persepsikan seakan kian demokrasi malah fakta berbicara sebaliknya kita kalah dengan kekuatan asing yang bercokol di Freeport dengan tak maunya memberikan deviden selama 3 tahun sebesar 4,5 T , padahal di amerika sendiri, tempat perusahaan ini berasal mereka membagi deviden sebesar 25 T. apakah ini karena demokrasi, ini sangat bertolak belakang dengan apa yang di klaim oleh demokrasi tentang kemampuan mensejahterakan rakyat , dengan intervensi asing juga Indonesia tak berdaya. Bicara tentang mensejahterakan rakyat apakah dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang kenaikan harga BBM , tarif tol, gas , dan pajak., akan dapat mensejahterakan rakyat,  penulis rasa ini justru kebalikanya.

Demokrasi sangat mengundang intervensi asing, tampak jelas pada produk perundangan yang ada saat ini yang sangat pro terhadap asing, dan sepertinya demokrasi justru menjadi alat untuk asing dapat bercokol di Indonesia dalam maksud untuk mengeruk kekayaan alam Indonesia secara legal.  Dan apakah ini yang dimaksud dengan demokratisasi , seperti yan telah dikatakan oleh mantan presiden amerika George W Bush, dalam perkataannya yang berbunyi, jika kita ingin melndungi Negara kita( amerika) dalam jangka panjang maka sebarkanlah demokrasi dan kebebasan. Apakah kita selamanya akan diam , sekiranya tidak denagan fakta kebohongan yang sudah jelas Nampak.  Penulis  rasa rakyat hanya butuh menunggu orang yang mau menggerakkan mereka kearah yang lebih baik ke depan. Ketika keinginan akan perubahan sudah merata dan se_iya,  se_kata terus berubah menjadi tuntutan , penulis optimis akan dapat tercapai perubahan yang di iginkan . perlu dorongan yang kuat dan motivasi yang jelas jika hanya atas pertimbangan tuntutan ekonomi,ambisi kekuasaan , maka akan mudah di patahkan dan lemah.  Yang menjadi permasalahan saat ini adalah sistem perekonomian kita yang sudah mendekati bahkan sudah kapitalis, bukan sistem ekonomi pancasila yang dicita citakan pendiri bangsa kita. Meskipun secara de yure penjajah sudah hengkang dari bumi nusantara namun sistem perekonomian kapitalis tetap bercokol di negeri ini. Segala aspek liberalisme telah melanda negeri ini mulai dari liberalisasi sosial budaya , liberalisasi agama , liberalisasi ekonomi, yang pada ujungnya adalah bercokolnya kekuasaan asing secara legal, baik secara langsung maupun tak langsung. Saya rasa jargon yang pas adalah ganti sistem, bahkan ganti rezim, rezim yan berpihak kepada rakyat dengan dasar kebermanfaatan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline