Lihat ke Halaman Asli

Luxman haxim

Wiraswasta

Metode Just in Time pada Manajemen Operasional

Diperbarui: 29 Oktober 2022   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sobat kompasiana, kali ini saya ingin sedikit sharing terkait salah satu metode dalam manajemen operasional yaitu, metode Just in Time (JIT). JIT merupakan sistem yang dulunya diciptakan untuk menghemat biaya, pengerjaan yang efektif dan mendapatkan mutu yang maksimal oleh industri. Sistem ini dibuat untuk menurunkan pemborosan yang bersumber dari banyak hal seperti, BOP, Inventory, dan cycle time yang lama.

Tahukah kalian bahwa perusahaan yang pertama kali menerapkan metode ini adalah Toyota Motor Corporation. Pencetus pertama ide ini tidak lain adalah Koichiro Toyota, yang dilakukannya pada tahun 1937. Ada banyak asumsi kenapa Toyota menggunakan metode ini, ada yang berpendapat pada saat itu finansial di Jepang masih dalam kondisi lemah jadi mereka sulit untuk membiayai produksi yang panjang, mereka juga punya keterbatasan ruangan atau tempat penyimpanan persediaan, ditambah lagi dengan sumber daya yang tersedia sangatlah terbatas, sehingga mereka mulai berpikir untuk bagaimana caranya menghemat sumber daya yang tersedia demi kelangsungan produktifitas mereka.

Dengan penerapan sistem ini harapannya adalah produktivitas dapat meningkat karena perusahaan hanya berfokus pada apa yang menjadi keinginan konsumen (yang dipesan), sehingga akan mengurangi segala pemborosan yang ada. Pemborosan dapat terjadi ketika perusahaan melakukan produksi berlebih, mereka akan membuang banyak biaya untuk hal yang tidak diperlukan semisal, transportasi, area penyimpanan, pengawasan persediaan, dan lain sebagainya.

Terdapat beberapa keuntungan yang didapat dalam menerapkan metode ini:

  • Penyimpanan dan pengawasan persediaan menjadi lebih teratur
  • Perusahaan dapat menghemat penggunaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan, sehingga biaya dapat diminimalisasi.
  • Keseluruhan sistem dalam perusahaan dapat berjalan lebih efektif dan efisien

Selain keuntungan yang didapat, ternyata ada pula kelemahan dalam penerapan metode ini:

  • Dalam sistem ini tidak dikenal adanya sebuah kesalahan, sehingga apabila terjadi sebuah kesalahan dalam proses produksi maka produksi akan diulang dari awal (Zero Defect).
  • Perusahaan harus mampu memahami tren permintaan atas setiap varian produk yang mereka jual. Mereka harus mampu untuk melakukan estimasi secara detail berapa jumlah produk yang diperlukan pasar pada setiap periode tertentu.
  • Apabila perusahaan tidak mampu untuk memahami tren permintaan pasar maka resiko kekurangan bahkan kehabisan stok akan terjadi.
  • Pembatasan produksi akan dilakukan dalam metode ini, perusahaan tidak akan melakukan produksi dalam jumlah berlebih, karena mereka hanya akan melakukan produksi sesuai dengan keinginan konsumen (pasar).

Sekian dulu yang bisa kita sharing sobat kompasiana, semoga lain waktu kita dapat sharing kembali perihal manajemen operasional.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline