Lihat ke Halaman Asli

First Days in Albany (Part 2)

Diperbarui: 14 Februari 2016   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ternyata, rumah host-ku jauh berbeda dari apa yang kubayangkan sebelumnya. Rumah yang mungkin lazim bagi kebanyakan orang Australia, namun tidak umum ditemukan di Indonesia. Fasadnya seperti sebuah log cabin, dengan lantai granit yang dilengkapi pemanas bawah tanah dan langit-langit yang rendah, dalam bahasa bebasnya, kita cukup melompat untuk meraih langit-langitnya. Pintu garasinya dapat dikendalikan dengan remote control. Tentu saja, rumah ini dilengkapi dengan sistem keamanan untuk melindungi penghuninya dan termostat untuk menjaganya tetap hangat.

Ruangan dalamnya cukup luas. Ada televisi layar datar besar di ruang keluarga yang menyatu dengan dapur dan ruang makan. Tidak ada partisi yang memisahkan ruangan-ruangan ini. Dapurnya sederhana dan elegan. Penuh dengan peralatan dapur modern, kompor induksi, penghisap asap, dan mesin pencuci piring (dishwasher). Dapurnya terkesan bersih. Dapur dan ruang keluarga hanya dipisahkan kitchen island table (meja dapur). Satu hal yang penting, hampir semua air di Australia dapat diminum tanpa direbus terlebih dahulu (tap water). Dari keran air di dapur itulah aku minum sehari-harinya, hehehe. Di kulkas yang penuh dengan bahan makanan, aku menemukan bungkus merah yang tampak sangat familiar.... Indomie! Ada juga Indomie di Negeri Kanguru ini... Tetapi, selama aku di Australia, aku nggak makan mi sama sekali, sudah sering makan mie di Indonesia, hahaha :)


Halamannya cukup luas, dengan hamparan rumput tanpa pagar di depan rumah yang berbatasan dengan jalan raya. Tenang saja, di lingkungan sekitarnya tidak banyak mobil berlalu lalang. Di halaman belakang, ada teras yang dilengkapi dengan ayunan dan trampolin. Yay! Segera aku mencoba trampolin tersebut. As a beginner, aku nggak berani lompat terlalu tinggi. Namun Ryan dan Tyler tampak sangat ahli bermain trampolin.


Makan malam pertamaku bersama host adalah risotto dengan udang. Setelah itu kami menonton film yang disewa tadi. Kami menonton di ruangan khusus lengkap dengan peralatan home theater, alhamdulillah.... Serasa punya bioskop sendiri!


Setelah menonton film, semua anggota keluarga masuk ke kamar masing-masing untuk tidur. Begitu juga aku. Sayangnya, kamar tidurku tidak dilengkapi pemanas, jadi aku meringkuk kedinginan di bawah selimut tebal pada suhu 12°C.... Brrr! Setelah berkomunikasi dengan keluarga dan teman-teman di Indonesia, aku tertidur dengan pulas.

(To be continued)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline