Lihat ke Halaman Asli

Hello, Australia! (Part 1)

Diperbarui: 12 Februari 2016   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="York Street, jalan utama di Albany, WA, Australia (sumber: en.wikipedia.org)"][/caption] 

 

Semua dimulai ketika ada pengumuman dari sekolah bahwa pendaftaran menjadi peserta program sister school ke Albany Senior High School (ASHS), Australia, dibuka pada awal kelas X. Sepulang sekolah, aku bertanya kepada ayah dan ibu, apakah aku bisa ikut? Awalnya aku merasa pesimis, tapi jawaban mereka mencengangkan: boleh! Betapa senangnya aku! Terlebih, ini pertama kali aku ke luar negeri.

Setelah berbagai proses yang panjang, termasuk mengurus paspor yang sempat macet di tengah jalan padahal sudah hampir deadline, akhirnya aku dan 22 orang lainnya, ditemani 3 orang guru, berangkat ke Australia. Kami memulai rangkaian perjalanan ke Negeri Kanguru tanggal 13 September 2013. Kami menaiki pesawat AirAsia AK 1325 dari Yogyakarta menuju Kuala Lumpur pukul 11.45. Penerbangan berjalan lancar.

Kami mendarat pukul 15.10. (Semua waktu di sini berdasarkan waktu standar lokal, so don’t be confused) Dengan sedikit penjelasan, akhirnya dia membiarkan kami lewat. Kemudian, kami melanjutkan dengan pesawat AirAsia D7 236 yang take off pukul 00.05, yes, it was in the midnight. Kami mendarat di Perth keesokan harinya, tanggal 14 September 2013 pukul 05.35. Waktu itu hujan deras. Suhunya lumayan dingin, keluar uap air dari mulutku. Lalu kami naik bus menuju Albany. Aku baru tahu kalau jarak dari Perth menuju Albany adalah an astonishing 416 km! Perjalanan naik bus memakan waktu sekitar 6 jam. Di sepanjang jalan tidak banyak kendaraan lalu lalang, hanya ada deretan pohon pinus, padang rumput, dan hewan ternak yaitu sapi dan domba. Kami tiba di Albany pada sore harinya.

Kami turun di Albany Visitors’ Centre di mana kami sudah ditunggu oleh host yang akan kami tinggali selama dua minggu. Semua berkumpul dengan host­-nya masing-masing. Host-ku adalah Ryan, siswa ASHS yang satu tingkat di atasku. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, Kim dan Nat. Ia punya seorang kakak, Matthew, dan dua orang adik, Savannah dan Tyler. This would be an exciting experience, pikirku. Sebelum menuju rumah, kami mampir di Blockbuster, toko penyewaan film. Kami menyewa film untuk ditonton di rumah. At this time, aku belum tahu bagaimana rupa rumah host-ku ini. Ternyata...

 

(To be continued)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline