Lihat ke Halaman Asli

AL JAZEERAH DAN PERUBAHAN JAZIRAH ARAB

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bila kita menengok beberapa tahun kebelakang, sejak tahun 2010 terjadi berbagai gejolak politik di wilayah timur tengah, adanya demonstrasi besar-besaran yang menimbulkan revolusi sampai bisa menurunkan para pemimpinnya yang sudah lama berkuasa. Tengok saja Tunisia, Mesir, Yaman, dan Libya yang mengalami pergantian rezim karena derasnya gerakan rakyat yang menuntut perubahan.

Terkadang tuntutan perubahan yang disuarakan oleh rakyat ditanggapi dengan tindakan koersif oleh penguasa sehingga menimbulkan korban bahkan bisa menyulut perang  sipil, tengok saja di Syria, protest pergantiaan pemerintahan di Lebanon, Jordan, Oman, Kuwait, Morocco, Lebanon, Bahrain, dan demonstrasi yang sedang terjadi dibeberapa negara Jazirah Arab lainnya telah mengorbankan puluhan ribu nyawa, ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal, serta merubah secara drastis percaturan politik internasional dunia Arab.

Adanya arus perubahan yang seakan berkesinambungan pastinya mempunyai sebab dan pemicu sehingga bisa terjadi dengan gencar, dalam konteks dunia arab pemicunya adalah jejaring sosial dan media massa elektronik yang dapat menjangkau semua wilayah di negara-negara arab.

Disini saya ingin sedikit menyoroti peran stasiun tv Al Jazeerah, Al Jazeerah adalahstasiun televisiberbahasa ArabdanInggrisyang berbasis diDoha,Qatar. Stasiun TV ini menjadi populer setelah serangan 11 September 2001, ketika stasiun ini menyiarkan rekaman pernyataanOsama bin Ladendan pimpinanal-Qaedalainnya.

Al Jazeera mengklaim sebagai satu-satunya stasiun TV yang independen secarapolitikdiTimur Tengah. Saat ini Al Jazeera menyaingiBBCdalam skala jumlah pemirsa yang diperkirakan mencapai 50 juta pemirsa. Al Jazeera berawal dengan modal dari dana Emir Qatarsejumlah 150 juta dolar Amerika, dan memulai siaran pada akhir 1996. Pada bulan April tahun tersebut, siaranBBC Worlddalam bahasa Arab mengalami masalah dengan pemerintahArab Saudi, dan akhirnya harus menutup operasinya. Banyak mantan staf BBC yang kemudian bergabung dengan Al Jazeera.

Al Jazeera dianggap banyak memainkan peranan penting keberlangsungan Revolusi Arab karena kebanyakan media elektronik ataupun media cetak lainnya lebih memihak dan dianggap sudah dicampur tangani oleh pemerintah sehingga ditengarai kurang adil dalam menyajikan pemberitaan.

Saat itu banyak responden arab menyatakan Al-Jazeera berani menyajikan berita-berita objektif, transparan, professional, dan pro-muslim. Disisi yang lain stasiun televisi ini banyak mendapat tekanan dari pemerintah negara-negara arab karena seringkali lebih mendukung pihak oposisi maupun pemberontak. Berbagai sanksi pun diberikan oleh pihak pemerintah semisal pelarangan penyiaran, pencabutan hak siar sampai penyerangan bersenjata pada wartawan Al Jazeerah ketika sedang meliput berita.

Al-Jazeera dianggap berhasil menjadi agen perubahan dan memberikan angin segar terhadap pandangan-pandangan baru kepada masyarakat tanpa memperhatikan kepentingan pemerintahan negara-negara arab yang berkuasa. Stasiun Tv tersebut berhasil mencuri perhatian publik dengan menyajikan liputan-liputan tentang pandangan masyarakat terhadap pemerintah berkuasa, memfasilitasi debat-debat antara pihak oposisi dan pemerintah, dan berani terjun langsung ke daerah rawan saat terjadi konflik antara pemerintah dan pihak oposisi.

Al-jazeera lebih fokus memihak rakyat daripada membantu pihak pemerintah berkuasa. Al-Jazeera membantu meningkatkan pemahaman masyarakat Arab tentang identitas politik regional, terutama muslim, dengan mengorbankan rasa nasionalisme kebangsaan atau State-Centric. Menurutnya juga, pergeseran identitas ini berpengaruh terhadap politik nasional dan internasional dalam kawasan Jazirah Arab, akibatnya identitas politik regional berubah menjadi image masyarakat Arab dalam memahami politik nasional yang menjadi patokan pergerakan politik mereka.

Al Jazeera telah menjadi salah satu kendaraan bagi perubahan di dunia Arab, dengan memberi tekanan serius atas para pemimpin otokratik yang telah berurat berakar. Para reporternya telah dilarang di Irak, Iran, dan Arab Saudi. Bahkan , pemerintah Tunisia memanggil duta besarnya dari Qatar sebagai protes akibat penyiaran sebuah wawancara dengan tokoh oposisi Tunisia yang mengasingkan diri.

Dengan gayanya, Al Jazeera telah memastikan tempat di barisan depan percaturan media internasional, berdampingan dengan CNN dan BBC. Jika ada satu saluran berita yang dapat membentuk opini para pemirsa Arab, saluran itu adalah Al Jazeera.

Saat ini banyak yang menganggap TV Al Jazeera bukan lagi suara perubahan di Timur Tengah, Al Jazeerah berubah menjadi media propaganda bagi pemiliknya, yaitu keluarga kerajaan Qatar dan mereka sepenuhnya bekerja untuk kepentingan Emir Qatar.

Al Jazeera menutup mata atas demonstrasi besar-besaran rakyat melawan pemerintah Bahrain yang merupakan sekutu Emir Qatar, namun di Suriah, dimana Qatar terang-terangan memberi dukungan kepada pihak oposisi, Al Jazeera bekerja untuk kepentingan pemberontak.

Menurut keterangan wartawan Al Jazeerah keputusan di televisi tersebut tidak lagi diambil berdasarkan prioritas wartawan, akan tetapi berdasarkan kepentingan Kementerian Luar Negeri Qatar.

Karena perubahan itulah banyak wartawan yang menyatakan keluar dari Al Jazeerah karena tidak puas dan tidak tahan menghadapi kebohongan-kebohongan yang disiarkan demi mendukung kepentingan Emir Qatar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline