Lihat ke Halaman Asli

Luqman KusumoAdhie

Mahasiswa UNDIP Prodi Agroekoteknologi

Mengajarkan Pengolahan Limbah Organik Rumah Tangga dan Budidaya Tanaman Obat di Warga RT 04 RW 04 Kalibanteng Kidul

Diperbarui: 6 Agustus 2021   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Semarang (6/8), Limbah menjadi salah satu permasalahan besar perkotaan yang perlu diatasi. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, timbulan sampah nasional pada tahun 2020 dapat mencapai 34,1 Juta ton/tahun dan sampah rumah tangga dapat mencapai 37,4 %, yang terbesar dari pada sumber lain sampah. Sampah organik rumah tangga seperti sisa - sisa potongan sayur mayur dan buah buahan, serta sisa - sisa kayu dan daun menjadi jenis sampah terbanyak sehingga perlu diolah agar tidak menimbulkan permasalah di masa yang akan datang.

 Contoh pengolahan sampah organik rumah tangga yang dapat di terapakan dalam lingkup wilayah RT adalah menjadikan sampah organik menjadi pupuk kompos. Pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos membutuhkan sebuah alat yaitu komposter.

Mahasiswa Universitas Diponegoro, Luqman Kusumo Adhie, yang sedang melakukan kegiatan KKN di wilayah Kalibanteng Kidul berinisiatif untuk memberikan Komposter dan memberikan edukasi cara pengolahan limbah organik rumah tangga. Komposter yang berbentuk ember ini dapat di letakkan pada setiap rumah, sehingga dapat diharapkan setiap rumah memiliki komposter. Komposter yang dapat dijadikan contoh diserahkan kepada Ketua RT. 04/RW. 04, Bapak Suhartono. "Pemberian Komposter ini sangat berguna sehingga dapat dijadikan sebagai contoh dan memberikan kesadaran akan pengolahan limbah organik rumah tangga" ucap Bapak Suhartono seusai pemberian contoh komposter.

Sesuai dengan perkataan dari Bapak Suhartono, adanya edukasi tentang pengolahan limbah organik rumah tangga ini akan menimbulkan kesadaran masyarakat tentang permasalahan limbah yang masih ada di sekitar lingkungan. Hasil pupuk kompos nantinya dapat digunakan ke budidaya tanaman. Kegiatan budidaya tanaman menjadi suatu kegiatan yang dapat dilakukan di perkarangan rumah ketika kita tidak bisa keluar rumah. Salah satu komoditas yang dapat dapat dibudidayakan adalah tanaman obat. 

Bercocok tanam menjadi salah satu kegiatan yang dapat menghilangkan penat bagi beberapa orang, terutama ketika sudah penat melakukan work from home. Kegiatan bercocok tanam atau dapat disebut juga kegiatan budidaya tanaman dapat dilakukan di perkarangan rumah yang tidak terlalu luas. Kegiatan budidaya yang memanfaatkan perkarangan rumah di daerah perkotaan disebut dengan urban farming.

Tanaman obat dapat menjadi salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan, dan dapat dimanfaatkan menjadi olahan pangan yang berkhasiat untuk tubuh. Tanaman yang mampu meningkatkan imunitas tubuh seperti tanaman jahe dapat dibudidayakan dan nantinya hasil panen yang diperoleh dapat diolah menjadi olahan yang berkhasiat.

Selain mengajarkan tentang pengolahan limbah organik menjadi pupuk kompos, Mahasiswa KKN TIM II UNDIP, Luqman Kusumo Adhie, melakukan edukasi tentang budidaya tanaman jahe kepada Ibu -- ibu PKK RT 04 RW 04 Kelurahan Kalibanteng Kidul. Tanaman ini dipilih karena sudah dipercaya dari jaman dahulu berkhasiat dan didukung dengan penelitian penelitian yang telah dilakukan, dan terbukti memiliki khasiat untuk meningkatkan imunitas tubuh. Edukasi budidaya tanaman jahe dilakukan melalui grup whatsapp Ibu Ibu PKK, karena saat ini kondisi pandemi COVID-19 belum membaik, terutama di sekitar lingkungan RT 04.  Buku informasi yang dibagikan di grup tersebut menjadi media edukasi yang dapat dilakukan dalam kondisi saat ini. Menurut ketua PKK RT 04 RW 04, Ibu Setyo Wardani dengan adanya edukasi tentang praktik budidaya tanaman obat dapat memberikan wawasan tentang bagaimana cara budidaya yang baik dan benar ke Ibu -- ibu warga RT 04.

DPL : Heri Sugito, S. Si., M. Sc.

Mahasiswa : Luqman Kusumo Adhie

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline