Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UIN SAIZU Purwokerto Grebeg Sura Pagar Mataram Pertama Kali di Desa Paguyangan

Diperbarui: 28 Juli 2024   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu carik dan mahasiswa KKN  190/dokpri

BREBES-Grebeg Sura Pagar Mataram sebagai Perayaan Tahun Baru Islam 1446 H merupakan pertama kalinya di Desa Paguyangan. Perayaan ini diadakan di Komplek nDalem Sastronegaran, Desa Paguyangan, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes. (10/7/2024)

Perayaan Tahun Baru Hijriyah kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Rangkaian demi rangkaian acara berlangsung meriah diwarnai dengan antusias warga setempat. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 190 UIN Prof. K. H. Saifuddin Zuhri Purwokerto pun ikut meramaikan dalam serangkaian acara Grebeg Sura tersebut. Tak lupa pula, liputan live streaming pada channel YouTube Dolan Brebes untuk meliput seluruh rangkaian acara Grebeg Sura Pagar Mataram.

Acara yang berlangsung hampir sepanjang hari itu dihadiri oleh Bapak Salamun, S. IP selaku Kepala Kecamatan Paguyangan, Bapak Faqih Maulana, S. H, M. H selaku Kepala Desa Paguyangan, Bapak Fathudin selaku Sekretaris Desa Paguyangan, Bapak Fuad Abbas yakni pengasuh Pondok Pesantren al-Banna’ Paguyangan, serta perangkat desa yang lain. Rangkaian acara dimulai dari pukul 14.00 WIB yakni Ziarah Makam Raden Warjan bersama Puluhan Trah Raden Warjan dari berbagai daerah yang bertempat di Pemakaman Umum Karangsari Paguyangan dengan ditutup do’a oleh Kyai Fuad Abbas, Pengasuh Pondok Pesantren al-Banna’ Paguyangan sekaligus pengenalan keturunan dari Kraton Surakarta Hadiningrat yang berdomisili di Desa Paguyangan hingga kini diantaranya :

K. H. Abdul Wahab bin Sobari bin Warjan;

Hanifah binti Fathullah bin Warjan;

Hj. ‘Aisyah binti Fathullah bin Warjan;

Habibah binti Muhajir bin Warjan.

Setelah itu, diakhiri dengan pengukuhan juru kunci Pemakaman Umum Karangsari Paguyangan, yakni Bapak Qodirin bin Sadim.

Acara Grebeg Sura kemudian dilanjut dengan Ruwat Sumur Amangkurat yang diisi tahlilan dan do’a bersama sebelum pemotongan tumpeng sebagai simbol peresmian Sumur Amangkurat Paguyangan tepatnya terletak di seberang SPBU Paguyangan yang mana sumur ini merupakan peninggalan Sejarah Mataram Islam. Kabarnya, air dari sumur ini digunakan untuk mengguyang (menyiram) kuda-kuda para pasukan Amangkurat yang kelelahan saat menuju Tegal Arum.

Puncak acara Grebeg Sura Pagar Mataram dimeriahkan dengan pentas seni berupa Lengger Banyumasan dan Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk yang dibawakan oleh KRT Anom Sarjono. Namun sebelum itu, ada penampilan grup hadroh dari Pondok Pesantren al-Banna’. Ketua Pagar Mataram, Kanjeng Raden Harya Dimas Sastronegoro dalam sambutannya mengatakan bahwa acara Grebeg Sura Pagar Mataram ini diadakan sebagai bentuk syukur terhadap peresmian Pendopo Pakoenegoro dan nDalem Sastronegaran sekaligus nguri-nguri budaya dan tak lupa pula berharap agar bisa dilaksanakan Grebeg Sura pada setiap tahunnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline