Dalam ajaran Islam, tawakal adalah membebaskan diri dari segala ketergantungan selain Allah dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya hanya kepada Allah SWT. Hal ini pula yang membuat tawakal disebut sebagai perbuatan menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan usaha kita kepada Allah SWT.
Sedangkan percaya diri adalah seseorang yang mampu berpikir positif dan percaya bahwa kemampuan yang dimiliki mempunyai kualitas dan bisa bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Lantas mengapa jangan percaya diri? Telah kita ketahui bahwasannya segala sesuatu yang kita miliki itu hanyalah titipan karena apa yang kita miliki, baik itu rasa, benda, harta, sekalipun diri kita sendiri itu milik Allah SWT.
Bukannya tidak boleh untuk percaya diri, justru percaya diri merupakan sebuah motivasi terbesar untuk kita maju dan berusaha lebih baik dalam melakukan sesuatu, akan tetapi percaya diri disini terkadang melupakan kita bahwasannya kita bisa bukan karena diri kita sendiri melainkan sebuah kehendak dari Allah SWT.
Contoh semisalkan saya akan berpidato di depan banyak orang, meskipun saya memiliki rasa percaya diri dan sudah terbiasa berbicara ataupun berpidato di depan banyak orang, bahkan selalu mendapat pujian dari setiap penyampaian pidato yang saya sampaikan, akan tetapi Allah SWT tidak berkehendak mengizinkan saya bisa menyampaikan pidato. Maka apa yang terjadi? Saya menjadi nervous, apa yang mau saya sampaikan menjadi lupa tidak seperti biasanya. Maka dari itu kata yang lebih tepat adalah tawakal.
Implikasi langsung dari keimanan seseorang dapat terlihat dari tawakal. Sebab iman tidak hanya percaya akan keberadaan Allah SWT, namun lebih kepada menaruh kepercayaan kepada-Nya dan menafikan segala sesuatu selain-Nya. Allah berfirman dalam QS. Ibrahim ayat 12:
وَمَا لَنَا أَلَّا نَتَوَكَّلَ عَلَى اللَّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا ۚ وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَىٰ مَا آذَيْتُمُونَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
Artinya: "Dan mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah, sedangkan Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh, akan tetap bersabar terhadap gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang yang bertawakal berserah diri." (QS. Ibrahim: 12).
Dan dengan tawakal lah segala urusan yang besarpun bisa kita lalui, karena dengan tawakal kita tidak lupa akan kenikmatan dan apa yang kita miliki itu adalah kebesaran Allah SWT. Tidak hanya modal percaya diri akan tetapi kita juga harus ingat kita bisa karena kehendak Allah SWT. dengan tawakal juga Allah SWT tidak hanya mempermudah urusan kita akan tetapi kita juga mendapat pahala karena telah mengingat Allah SWT. Sedangkan kalau hanya dengan rasa percaya diri yang akan timbul adalah rasa sombong merasa diri paling bisa.
Terkadang meskipun hanya dengan modal percaya diri, tanpa menyadari hal tersersebut atas kehendak Allah SWT dan kita bisa melalui urusan itu semua, ingat hal tersebut dipermudahkan oleh Allah SWT bukan dasar dari kasih sayang melainkan Istidraj yaitu sebuah kenikmatan yang tidak pernah kita sadari. Maka untuk menghindari itu semua lebih baik kita bertawakal menyandarkan segala urusan kita kepada Allah SWT.