Akhir tahun memang waktu yang tepat untuk berefleksi sekaligus merancang resolusi. Terkait resolusi, saya tidak terbiasa membuatnya karena takut kalau itu hanya akan jadi wacana. Kalaupun terpaksa membuat, saya buat seminimal mungkin agar tidak menjadi beban bagi perjalanan hidup saya di tahun yang akan datang.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, 2023 tidak selalu mudah dan menyenangkan. Menjelang akhir tahun ini saja saya sempat sakit, dari terserang flu, asam lambung naik sampai jadwal menstruasi yang mundur (yang terakhir bukan karena penyakit sih). Syukurlah, Tuhan masih memberi saya kesembuhan dan kehidupan sampai detik ini.
Secara keseluruhan, saya menyimpulkan tahun 2023 ini penuh kejutan. Memang bukan kejutan yang besar sampai membuat hidup saya berubah 180 derajat, tapi setidaknya apa yang saya alami tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Biar kata biasa saja bagi orang lain, saya berhak menganggapnya istimewa dan merayakannya dengan cara saya sendiri. Meski tidak mungkin saya sebut semua dan jelaskan secara detail (karena satu dan lain hal), izinkan saya menulis beberapa highlight tahun 2023 ini.
Mendapat Tawaran Pekerjaan Freelance
Awal tahun 2023, seorang teman lama menghubungi saya. Awalnya cuma basa-basi, tanya kabar, kesibukan sekarang dan sempat menyinggung tentang aktivitas kepenulisan saya di Kompasiana. Siapa sangka tahu-tahu dia menawarkan pekerjaan freelance untuk membantu tim riset sebuah media nasional yang cukup ternama dengan bayaran yang layak.
Satu hal yang membuat saya bahagia, bukan hanya karena tawaran dan nominal uangnya, melainkan juga si teman yang mampu melihat, memberdayakan dan menghargai kemampuan saya. Tak heran kalau dulu dia pernah didapuk menjadi ketua umum salah satu organisasi kemahasiswaan di kampus kami.
Menjadi Narasumber Kegiatan Dialog Lintas Iman
Menjelang akhir tahun 2022, saya berpartisipasi dalam project Narativ Kompasiana yang bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI. Project waktu itu adalah saya diminta untuk menulis mengenai toleransi dalam agama Katolik (artikel dapat dibaca di sini).
Selang beberapa bulan kemudian, tepatnya di bulan Ramadhan, Kompasianer Ruang Berbagi (Romo Bobby) menanyakan apakah saya bersedia menjadi narasumber bersama beliau dan Bhikku A.S.K Thittasaddho dalam diskusi lintas iman. Kegiatan tersebut juga bekerja sama dengan Kemenag Kota Yogyakarta.