Lihat ke Halaman Asli

Luna Septalisa

TERVERIFIKASI

Pembelajar Seumur Hidup

Setiap Kompasianer Perempuan adalah Kartini Masa Kini

Diperbarui: 22 April 2023   00:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RA Kartini-sumber gambar: Tribun Manado

Topik pilihan tentang penulis perempuan di Kompasiana ini memang menarik. Saya berterima kasih kepada admin. Bagi saya, topil ini sekaligus sebagai bentuk apresiasi dan dukungan pada Kompasianer perempuan untuk tetap berkarya.

Seandainya saya diminta untuk menuliskan atau menyebutkan siapa Kompasianer perempuan yang paling keren atau menginspirasi saya serta alasannya, sepertinya tidak akan cukup ditulis dalam 1.200 kata. Selain ada banyak K-ner perempuan luar biasa yang saya tahu, masing-masing memiliki ciri khas dan kelebihan.

Saya tidak ingin membandingkan mereka. Sebab, seorang K-ner perempuan bisa jadi punya kelebihan dan ciri khas dalam satu hal sedangkan K-ner perempuan yang lain punya kelebihan dan ciri khas dalam hal yang berbeda.

Saya misalnya. Bisa dibilang saya cukup opinionated soal isu perempuan atau yang berkaitan dengan anak-anak muda. Saya percaya diri untuk menuliskannya karena saya cukup well literate soal isu-isu tersebut.

Sementara dalam hal lain, misalnya tentang membuat kreasi masakan, ada K-ner perempuan lain yang jauh lebih bisa diandalkan untuk menuliskannya ketimbang saya yang tidak pandai memasak. 

Dari sinilah saya merasa bahwa perbedaan pengetahuan, kemampuan, bakat, hobi dan sebagainya antar K-ner perempuan bukan untuk saling berkompetisi, melainkan untuk berkolaborasi membangun dunia literasi yang lebih baik. Meminjam istilah dari Romo Bobby (nama akun Ruang Berbagi), "saling dukung bukan saling tikung".

Saya dengan identitas, pengetahuan, kemampuan, bakat dan ciri khas saya. Mereka dengan identitas, pengetahuan, kemampuan, bakat dan ciri khas mereka.

Ada semacam mitos yang sering digembar-gemborkan bahkan, lama kelamaan diyakini juga oleh banyak orang kalau sesama perempuan pasti akan bersaing. Entah itu perkara karier, posisi atau yang paling sering diekspose oleh media maupun industri hiburan adalah soal rebutan perhatian laki-laki.

Sampai-sampai ada yang bilang, "girls are mean" sehingga yakin benar bahwa "woman supports woman" itu tidak mungkin. 

Padahal persaingan sesama perempuan itu bagian dari doktrin patriarki yang sudah tertanam di alam bawah sadar kita. Itu sebabnya kita mudah sekali mengejek perempuan yang belum menikah, merendahkan perempuan yang berstatus janda atau menghancurkan mimpi sesama perempuan dengan mengatakan, "Ngapain sih perempuan sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya cuma jadi ibu rumah tangga?".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline