Hampir semua aktivitas harian manusia modern bersinggungan dengan teknologi.
Orang bangun tidur yang dicari dan dipegang pertama kali adalah HP. Malam hari, saat mau tidur yang dipegang juga HP. Kadang ketika tidur, HP masih dalam keadaan menyala.
Sekarang, orang bepergian pun lebih panik kalau HP-nya yang ketinggalan dibandingkan dompet.
Meja makan yang dulu biasa menjadi tempat bagi seluruh anggota keluarga untuk makan bersama sembari bercengkerama, menikmati kebersamaan, sekarang masing-masing sibuk makan sambil main HP.
Di tongkrongan pun sama saja. Ngajak kumpul karena sudah lama tidak bertemu. Sekalinya ketemu malah sibuk main HP masing-masing. Ada yang kayak gini?
Ponsel pintar, sebuah benda yang bagai pedang bermata dua. Di satu sisi ia bermanfaat, tapi di sisi lain ia merusak. Baik itu merusak mental maupun lingkungan.
Ponsel membuat kita dapat melakukan banyak aktivitas di dunia maya, mulai dari membaca dan/atau menulis artikel, mengirim surat elektronik (surel), melakukan rapat virtual, bermain game online, streaming drama Korea, stalking akun medsos mantan dan lain sebagainya.
Namun, pernahkah Anda berpikir berapa konsumsi energi yang dihabiskan untuk setiap aktivitas tersebut dan apa dampaknya bagi lingkungan?
Berbagai klaim yang menyatakan bahwa sesuatu yang onlen-onlen itu lebih ramah lingkungan, nyatanya tak selalu benar. Begitulah kiranya yang saya ketahui dan tuliskan dalam artikel sebelumnya. Silakan dibaca untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai topik ini.