"Sungguh pada pribadi Rasulullah, kamu dapati teladan yang agung bagi orang-orang yang mengharap ridha Allah, hari kemudian dan yang banyak mengingatnya-Nya"
-Surat Al-Ahzab (33): 21-
Rasanya tidak akan pernah cukup kata-kata untuk mendeskripsikan betapa agung dan mulianya akhlak Nabi Muhammad Saw.
Akhlak menjadi sesuatu yang krusial karena ia merupakan cerminan dari keimanan seseorang. Jika keimanan ada di dalam hati sehingga hanya Allah SWT yang berul-betul mengetahui, akhlak adalah sesuatu yang paling mudah dilihat dan dirasakan oleh orang lain. Ia bisa tampak dari cara kita berbicara, berjalan, duduk, memperlakukan orangtua, bermajelis dan sebagainya.
Akhlak juga menjadi sesuatu yang penting dalam dakwah Islam. Agama Islam dapat tersebar dan diterima di mana-mana karena didakwahkan dengan akhlak oleh Rasulullah Saw.
Lalu, bagaimanakah akhlak Rasulullah dalam berdakwah?
1. Tidak menghina orang yang salah
Dalam sahih Bukhari bab Salat Tahajud, Rasulullah pernah memberikan nasihat kepada para sahabat untuk tidak mengikuti si "Fulan" yang bangun malam tapi tidak salat.
Dari sini kita belajar bahwa ketika Rasulullah hendak memberi nasihat dan contoh perbuatan seseorang yang tidak patut ditiru saja, Rasulullah tidak secara terang-terangan menyebut nama (menggunakan sebutan "Fulan/Fulanah") apalagi menghina dan mempermalukan orang tersebut di muka umum.
2. Selalu menyenangkan hati orang
Sebuah kisah rumah tangga Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim bin al-Hajjaj dalam sahihnya menyebutkan ketika Nabi pulang ke rumah Sayyidah Aisyah, lalu bertanya tentang ketersediaan makanan di rumahnya, ternyata tidak ada makanan yang bisa di makan. Namun, Nabi tidak marah dan justru membalas, "Ya, sudah kalau begitu saya puasa saja."