Tanggal 21 dan 22 Maret kemarin, secara berurutan, diperingati sebagai Hari Hutan dan Hari Air Sedunia. Hari peringatan keduanya yang berdekatan ini seolah memberi pesan tersirat mengenai eratnya hubungan antara kelestarian hutan dengan ketersediaan air bersih.
Sebesar 70% bagian dari bumi kita tertutupi oleh air. Sementara persentase air tawar yang dapat dikonsumsi oleh seluruh makhluk hidup di bumi hanya 3%.
Menurut para ilmuwan, total volume air di bumi diperkirakan mencapai 326 juta mil kubik atau 1,332 miliar kilometer kubik. Jumlah ini tergolong kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk bumi yang mencapai sekitar 7 miliar jiwa.
Setiap makhluk hidup di bumi membutuhkan air. Manusia membutuhkan air untuk minum, memasak, mandi, mencuci bahkan dimanfaatkan untuk berbagai ritual peribadatan, seperti berwudhu bagi umat Islam, pembaptisan bagi umat Kristen dan Katholik, ritual melasti bagi umat Hindu di Bali dan sebagainya.
Tubuh manusia pun sekitar 60%-70% nya terdiri dari air. Kekurangan asupan air pada tubuh manusia dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi menyebabkan tubuh lemas, pusing, terganggunya beberapa fungsi tubuh bahkan menimbulkan kematian jika tidak segera ditangani.
Ironisnya, ada sekitar 1 miliar penduduk dunia yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Keadaan ini memaksa mereka untuk mengonsumsi air kotor yang berbahaya bagi kesehatan.
Sementara itu, hutan yang memiliki fungsi menjaga persediaan dan kualitas air, mengalami deforestasi akibat pembangunan yang tidak mengindahkan dampak sosial, budaya, ekonomi dan ekologi. Akibatnya, di beberapa wilayah, manusia kerap mengalami kekurangan air pada musim kemarau dan kelebihan air pada musim hujan.
Peran Hutan dalam Menjaga Pasokan dan Kualitas Air
Hutan memiliki peran krusial dalam memasok kebutuhan air dunia, mulai dari kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri hingga ekologi.
Hutan berperan dalam menjaga ketersediaan dan kualitas air di daerah aliran sungai (DAS) yang berkontribusi signifikan terhadap kemakmuran dan kesejahteraan manusia.
Sekitar sepertiga dari kota-kota besar di dunia, seperti New York, Tokyo, Bogota, Barcelona, Mumbai dan sebagainya, menggantungkan kebutuhan airnya pada hutan. Kebutuhan air di pusat-pusat kota diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan populasi penduduk yang bertambah.