Lihat ke Halaman Asli

Luna Septalisa

TERVERIFIKASI

Pembelajar Seumur Hidup

Lari dari Masalah Itu Tidak Apa-apa, Asalkan Masalah Terselesaikan

Diperbarui: 7 Agustus 2021   01:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi melarikan diri dari masalah | photo by Maximilian Manavi Huber from unsplash

Lho, kok gitu? 

Setiap orang pasti punya masalah yang harus dihadapi dan diselesaikan. Tapi, gimana masalah mau selesai coba, kalau lari dari masalah justru diperbolehkan? Bukankah yang seperti itu adalah tindakan seorang pengecut, kekanak-kanakan dan tidak bertanggung jawab?

Eits! Tunggu dulu.

Ternyata lari dari masalah atau lari dari kenyataan tidak seburuk yang selama ini kita pikirkan. Bahkan sebenarnya kita perlu melakukannya ketika masalah atau kenyataan hidup yang kita hadapi begitu pelik dan menguras energi. Perilaku ini dalam dunia psikologi dikenal sebagai eskapisme

Menurut Macpherson, dalam buku Women's Movement: Escape as Transgression in North American Feminist Fiction (2000), menjelaskan bahwa eskapisme memiliki makna yang cair dan bentuknya pun beragam.

The Encyclopedia of Pyschology mendefinisikan eskapisme sebagai bentuk mekanisme pertahanan yang berciri menarik diri secara fisik dan mental dari aspek tidak menyenamgkan dalam realitas

Sementara perilaku eskapis, menurut Longman Dictionary of Psychology and Psychiatric, merujuk pada setiap tindak tanduk subjek untuk menghindari situasi menyakitkan

Perilaku tersebut mencakup fantasi atau kegiatan melamun dan menghindari hal-hal yang dianggap berbahaya atau mengancam bagi seseorang.

Igorevna (2015), dalam Austrian Journal of Humanities and Social Sciences, menjelaskan 4 tipe eskapisme sebagai berikut:

  • Avoiding (melarikan diri dari kenyataan pelik yang mesti dihadapi)
  • Passive (melakukan hal-hal sederhana yang tidak menuntut upaya besar), misalnya mendengarkan musik, menonton film, dan sebagainya
  • Active (tindakan melakukan hobi untuk melepaskan diri dari rutinitas atau pekerjaan utama)
  • Extreme (melibatkan aktivitas berisiko tinggi), misalnya konsumsi minuman beralkohol, penggunaan obat-obatan terlarang, melompat dari ketinggian dan sebagainya

Menurut sifatnya, eskapisme dapat dibagi menjadi eskapisme positif dan eskapisme negatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline