Lihat ke Halaman Asli

Luna Septalisa

TERVERIFIKASI

Pembelajar Seumur Hidup

Puisi: Hampir

Diperbarui: 5 November 2020   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

photo by Valentin Lacoste from unsplash

Aku ingin menghapus dan mengganti namamu pada lembar catatan hidup. Setelah penghujung September yang kelabu itu, nasib menjungkirbalikkan kita di titik nadir. Kita kembali menjadi orang asing satu sama lain. Tegur sapa yang sesekali dan sebaris percakapan yang dirasa penting.

Bulan ini hujan turun lebih sering. Jadi, jangan biarkan hatimu membeku dalam gigil meski hari-hari mulai dingin. Jika kau tak mampu menyalakan api unggun, cukuplah temaram lilin dan sayup-sayup kidung menerangi bilikmu yang sunyi.

Saat harapanmu menipis dan akhirnya raib sama sekali, kau bisa sejenak berhenti. Sudahlah, kau dan aku sama-sama tidak mengerti mengapa Tuhan meletakkan jeda sehingga kita hanya sebatas "hampir".

05/11/2020

*) Catatan : 


Titik nadir : titik yang paling rendah dari bulatan cakrawala (bola langit) yang terletak tepat di bawah kaki pengamat; titik kaki

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline