Lihat ke Halaman Asli

Luna Septalisa

TERVERIFIKASI

Pembelajar Seumur Hidup

Menerima Kekurangan Diri adalah Cara Saya Menjaga Kesehatan Mental

Diperbarui: 15 Oktober 2019   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi-photos by Allie Smith on unsplsh.com

Penyakit mental tidak sama dengan penyakit fisik yang lebih mudah terlihat dan dikenali. Kesehatan mental berhubungan dengan pikiran dan perasaan seseorang sehingga tidak jarang mereka justru terlihat baik-baik saja dari luar. Namun kita tidak pernah tahu seperti apa kondisi hati dan pikirannya.

Sayangnya, sebagian besar masyarakat masih suka menganggap bahwa orang yang kesehatan mentalnya terganggu pasti "gila" sehingga mereka sering bersikap diskriminatif dan membully orang-orang yang punya masalah pada kesehatan mentalnya.

Padahal gangguan kesehatan mental tidak hanya gila. Stress, frustrasi, depresi itu juga termasuk masalah kesehatan mental. 

Jangan Suka Memandang Rendah Diri Sendiri
Kadang, entah sadar atau tidak, kita suka memandang rendah diri sendiri dan selalu merasa bahwa orang lain lebih baik. Namun ini juga bukan berarti kita harus merendahkan orang lain.

Bukankah setiap orang punya kelebihan dan kekurangan? Kemampuan yang dimiliki setiap orang juga beda-beda. Apa yang saya mampu lakukan, belum tentu Anda mampu melakukannya. Dan apa yang Anda mampu lakukan, belum tentu saya mampu melakukannya.

Begitu pula ketika menentukan ukuran sulit atau mudah dalam melakukan suatu hal. Apa yang saya anggap sulit, bisa jadi  mudah bagi orang lain. Sedangkan apa yang orang lain anggap sulit, bisa jadi mudah bagi saya.

Jadi, tidak ada alasan untuk mengatakan, "saya bodoh", saya tidak berbakat", "saya tidak berguna", "saya tidak bisa melakukan apa-apa" dan sederet kalimat negatif lainnya yang bernada merendahkan diri sendiri.

Kalau Anda merasa bahwa Anda tidak berbakat, tidak bisa apa-apa, mungkin Anda hanya belum menemukan bakat atau potensi yang terpendam. 

"We Are Perfect Imperfection"
Kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita itulah yang sejatinya membentuk kita menjadi manusia. Kita bukan malaikat tanpa cela. Tapi, kita juga bukan makhluk laknat seperti iblis. Kita adalah manusia yang "sempurna dalam ketidaksempurnaan".

Kelebihan yang kita miliki seharusnya bisa membuat kita lebih bersyukur dan memanfaatkannya untuk kebaikan bersama. Sementara kekurangan yang kita miliki tidak seharusnya membuat kita minder.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline