" Bu...akbar pamit dulu ya ? ". akbar mendekati ibunya yang sibuk di dapur. lalu ia mencium tangan ibunya yang beraroma bawang " Loh....kamu mau kemana bar ? ". tanya ibunya yang heran dengan penampilan anaknya. Juga bau parfum anak muda yang menyengat menambah keheranannya terhadap anak laki-lakinya itu. " Ah...ibu gimana sih, mau ngapel dong. Ini kan malam minggu ? ". Sambil tersenyum akbar merapikan rambutnya yang sudah rapi " Kamu sudah punya pacar baru ? ". " Aku kan setia sama marni bu. Aku tidak mungkin cari yang lain . Dia satu-satunya wanita yang aku cintai sejak aku kecil. Sudah ya bu, akbar pamit ". Belum sempat melangkah dari dapur menuju ke luar rumah, sang ibu menarik tangan anaknya itu. " Nak....sudahlah relakan marni. Biarlah dia tenang di sisi- Nya ". Kali ini sang ibu meneteskan air mata " Jadi yang kemarin itu bukan mimpi ya bu. Marni benar-benar pergi untuk selamanya ". Akbar berucap dengan badan membelakangi ibunya, kantong matanya menahan isak. lalu ia pergi ke luar " Ijinkan aku menjumpai kenangannya di taman itu bu ". Ucap akbar sambil berlalu keluar * Kota tua sacheon ( korea kidul ) : 2011-02-27
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H