Lihat ke Halaman Asli

Luqman Aryowidi

Just a passionate geek

Filosofi "Cantera" sebagai Strategi Athletic Bilbao di Era Modern Football

Diperbarui: 3 Maret 2020   18:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Logo Athletic Club de Bilbao | Sumber gambar: wikipedia.org/wiki/Athletic_Bilbao

Perkembangan dalam dunia sepak bola sekarang ini tidak luput dari faktor komersial dan finansial. Sudah banyak klub elit Eropa yang mulai berkolaborasi dengan beberapa perusahaan swasta yang tidak ada kaitannya dengan sepak bola, melakukan transfer pemain dengan harga yang fantastis, atau transfer pemain berkelas demi menaikan brand suatu klub, tiket pertandingan yang mahal, beralih fungsi sebagai atraksi turis hingga aturan yang mengekang fans dalam kebebasan berekspresi, inilah era Modern Football. 

Meskipun begitu, masih ada  klub eropa lainnya yang mempertahankan kebijakan klub sesuai dengan tradisi yang sudah lama di praktek kan dan mampu beradaptasi di era Modern Football, diantaranya adalah Athletic Bilbao.

San Mames, nama Stadion Athletic Bilbao yang diambil dari tokoh Bilbao, San Mames | Sumber gambar: athletic-club.eus

Athletic Bilbao atau Athletic Club de Bilbao adalah klub sepak bola yang berasa dari kota Bilbao, wilayah Basque, Spanyol. Klub ini dijuluki sebagai Los Leones atau Sang Singa dan San Mames Stadium sebagai kandang stadionnya. Dijuluki sebagai Sang Singa dan San Mames sebagai kandang stadionnya karena Stadion ini berdiri di lokasi bekas kapel yang didedikasikan untuk Saint Mammes. 

Atlhletic Bilao telah memenangkan 8 kali gelar La Liga, gelar Copa del Rey sebanyak 23 kali. Klub ini adalah satu dari tiga anggota pendiri Primera Division atau La Liga yang tidak pernah turun kasta dari divisi teratas sejak didirikan pada tahun 1929, dua lainnya adalah Real Madrid dan Barcelona. 

Pesaing utama Athletic adalah Real Sociedad, klub yang berasal dari kota besar lainnya di wilayah Basque yaitu Donotsia San-Sebastian sehingga pertandingan antar kedua klub tersebut dikenal sebagai Basque Derby, dan Real Madrid yang sama halnya seperti Barcelona karena dipengaruhi isu politik.  

Dibentuk pada tahun 1898, atau ada referensi tahun lain yaitu 1903,  Athletic Bilbao menjadi klub  "Invincibles" pertama di Spanyol  ketika mereka memenangkan La Liga tanpa terkalahkan pada 1929-30 dan tambahan 2 gelar lagi 1931 dan 1934. Saat era kepelatihan William Garbutt, klub ini menjadi klub besar di Spanyol dan dengan munculnya Telmo Zarra yang kemudian mencetak rekor klub dengan 294 gol di semua kompetisi. Pada tahun 1943, Athletic Bilbao memenangkan 2 piala  gelar lagi dan mempertahankan gelar Copa Del Rey pada tahun 1944 dan 1945.  

Iker Muniain (27 tahun), salah satu

Sejak 1912  klub asal Basque tersebut mengembangkan filosofi "Con Cantera Y Aficion, No Hace Falta Importacion" - yang diterjemahkan sebagai "dengan bakat lokal dan dukungan lokal, Anda tidak perlu impor", filosofi yang akhirnya menjadi landasan kebijakan transfer dan pengembangan pemain klub tersebut yang hanya merekrut pemain yang lahir di wilayah Basque atau mempelajari keterampilan sepak bola di klub mana saja yang berasal dari Basque. 

Selain merawat dan melesteraikan regenerasi pemain, kebijakan ini membantu mempertahankan pendapatan klub. Kebijakan "Cantera" atau pemain lokal adalah kebijakan yang tidak tertulis, namun pada tahun 2008 situs resmi Athletic Bilbao memberikan kolom yang menjelaskan kebijakan klub tersebut secara spesifik.. Filosofi tersebut sangatlah ketat dan selalu muncul perdebatan saat musim bursa transfer dibuka. 

Diego Forlan, mantan penyerang Timnas Argentina yang juga pernah bermain untuk Atletico Madrid dan Manchester United, mempunyai keturunan Basque dari neneknya dan sempat menjadi incaran Athletic Bilbao namun tidak direalisasikan karena ada beberapa kriteria yang belum terpenuhi. Antoine Griezmann juga sempat menjadi target klub asal Basque tersebut. 

Meskipun tidak memiliki keturunan Basque sama sekali, Griezmann sudah menjadi pemain Real Sociedad sejak umur 14 tahun dan bisa disepakati sebagai kriteria "Cantera" karena bermain untuk salah satu klub asal Basque namun hasilnya seperti Forlan karena kriteria yang tidak terpenuhi dan Griezmann sendiri juga tidak tertarik untuk bergabung dengan Athletic Bilbao. 

Inaki Williams menjadi pemain terakhir yang sempat mengalami perdebatan. Pemain Spanyol yang lahir di Bilbao  dan lulusan "Cantera" Bilbao menjadi sorotan publik Basque karena dari segi fisik yang berbeda dengan masyarakat Basque karena memiliki keturunan Ghana, sehingga sempat terkena hinaan rasisme meskipun akhirnya diterima oleh supporter Los Leones karena kontribusinya yang memukau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline