Lihat ke Halaman Asli

(FITO) Ruang Sunyi Tuan Ong

Diperbarui: 25 Agustus 2016   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pria tua itu duduk termenung di balik jendela ruangan tempatnya kini dititipkan. Sebuah rumah besar dengan ruangan - ruangan yang semuanya dihuni manusia - manusia senja sepertinya. Dia sungguh tak mengira kalau masa tuanya akan berakhir begini. Diabaikan

Daun- daun berguguran, ranting – ranting meranggas. “ Musim gugur sepertinya hadir lebih awal “ gumamnya. Ah tapi peduli apa dia dengan semua itu, kini hidupnya tinggal menunggu waktu. Hidup bahagia di masa lalu lenyap bersamaan kepergian sang istri tercinta. “Anak – anaknya?”  Itu semua hanya akan membuatnya merasa bersalah

****

“ Papa, kami akan menyewa seorang perawat khusus untuk menjagamu di panti itu” Rose anaknya memberi pengertian

“ Papa tidak akan meninggalkan rumah ini, disinilah kebahagiaanku berada!”

“ Jika tetap tinggal disini, siapa yang akan menjaga papa “ tantang  Mark

“ Jika salah satu dari kalian tidak bersedia, kamu bisa sewa perawat untuk tinggal disini dan menjagaku”

Ketiga anaknya saling memandang

“ Papa, rumah ini sudah kita jual!” si bungsu Jenny akhirnya buka suara

“ Apa????” tanya tuan Ong dengan suara kencang

“ Iya Papa, kami bertiga mengalami kebangkrutan dalam bisnis. Dan satu satunya investasi yang bisa kami jual hanya rumah ini”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline