Lihat ke Halaman Asli

[100 Puisi] Aku dan Pengamen

Diperbarui: 18 Februari 2016   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Hari ini semoga anda bahagia”
“Bercanda bersama dengan alam sekitar”
Suara cemprengnya lebih pas sebagai penganggu
Kurogoh tas mencari sesuatu. Recehan lima ratus, seribu, atau paling banyak dua ribu

Bis kota berjalan perlahan lahan, dua orang pemuda sehat melompat masuk
“Maaf Oom…Tante…bla…bla…
“Bukan karena malas mencari kerja, tapi kesempatan belum ada”
“Bukan pula kesombongan yang kami harapkan”
“Seribu, dua ribu, tidak akan membuat anda jatuh miskin. Ikhlas dari anda, halal buat kami”
Kali ini tanganku memberi isyarat, “Maaf!”.

Teman, kesempatan memang tidak selalu ada
Mari kita cari hingga ke kutub utara
Rejeki tidak jatuh dengan tiba tiba
Mari kita berusaha dan tetap berdoa

Seribu, dua ribu bukan karena kami pelit
Tapi karena pengamen lain juga minta dibagi
Tangan memberi isyarat bukan karena sombong
Tapi karena orasi teman, juga ingin kami teriakkan di Senayan

Teman, apakah aku salah?
“Coba bertanya pada Tuhan” katamu
Teman, Tuhan pasti mengampuni
Tapi manusia akan selalu menghakimi

Lalu apakah dengan memberi seribu, dua ribu, aku sudah mengasihi?
Atau dengan ikut menulis puisi tentang mereka, aku sudah peduli?
Entahlah, aku memang belum berbuat apa apa
Untuk teman teman kecil di sekitarku.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline