Lihat ke Halaman Asli

Rp 5000 Dapatnya Cuma Rawit Segenggam. Dampak dari Kenaikan BBM

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, tepatnya jam 05.00 Wib saya berbelanja ke pasar pagi dekat rumah kos. Dengan bermodalkan uang Rp,50.000 saya membeli kebutuhan dapur. Namun, sungguh diluar dugaanku harga harga kebutuhan dapur sudah naik. Padahal baru beberapa  jam setelah Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM. Alhasil saya harus menyiasati bagaimana caranya agar lembaran 50 ribuan tersebut mampu membeli kebutuhan paling tidak untuk 2 hari. Jadilah saya membeli ayam ½ kg dengan harga Rp,18.000 dan ikan tongkol segar ½ kg dengan harga Rp,12.500. Sisa uang Rp,19.500. Tiba dibagian penjualan bumbu bumbu masak, saya minta cabe rawit merah Rp,5000. Astaga…penjualnya keterlaluan deh!. Masa cuma ngasih segenggam. Padahal dua hari sebelumnya dengan uang Rp,5000 saya di kasih 1 ons. Protes ke penjual, lalu jawabnya “BBM naik bu, jadi harga harga kebutuhan bahan makanan ikutan naik juga”.

Jawaban seperti ini sudah merupakan hal biasa bagi masyarakat. Dikala BBM naik maka beramai ramailah para pedagang menaikkan harga barangnya. Padahal seharusnya untuk perhari ini saja harga harga belum berimbas dari naiknya harga BBM. Karena saya yakin, barang/bahan yang ada, sudah diangkut atau dikirim paling tidak dua hari sebelumnya. Tapi apa boleh buat ulah nakal para pedagang saat menaikkan harga sudah menjadi hal yang bisa diterima dikala isu BBM akan naik. Berharap suatu saat pemerintah bisa membuat peraturan bagi pedagang tentang saat yang tepat menaikkan harga.

Tidak munafik, harus kuakui bahwa kenaikan BBM akan membawa dampak dengan pengaturan keuangan saya. Jika dua hari sebelumnya budget belanja harian saya untuk sayur dan lauknya Rp,20.000, maka dengan naiknya harga harga saya harus menambah menjadi Rp,25.000/hari.  Penambahan Rp,5000 jika dikalihkan 30 hari sama dengan Rp,150.000. Itu baru untuk keperluan belanja dapur, belum dampaknya terhadap transportasi dll. Lalu dari mana uang tambahan ini akan saya peroleh? Ya pastinya dari gaji yang seharusnya untuk tabungan ataupun yang seharusnya untuk keperluan lain. Kemungkinan besar nilai uang yang akan ditabung akan sedikit mengerucut. Demikian juga keperluan akan kebutuhan sekunder dan lux harus mulai dipangkas.

Lalu perlukah aku ikut ikutan demo?, Ikut - ikutan posting status di medsos tentang kekecewaan terhadap Presiden Jokowi?, Ngetwit atau sharing artikel artikel hasutan yang tidak mengedukasi?. Oh..no!. Hal itu hanya buang buang waktu saya saja. Saat ini yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya agar lebih kreatif dalam mencari tambahan penghasilan. Atau paling tidak, dengan jumlah uang belanja yang sama Rp,20.000 saya tetap bisa mengolah dan menikmati makanan bergizi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline