Lihat ke Halaman Asli

Lulu Mustikasari

Tim kreatif

Pro Kontra Vaksin Covid-19 di Wilayah Tapos Depok

Diperbarui: 12 Agustus 2021   20:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Depok- Sudah hampir dua tahun seluruh dunia terkena virus covid salah satunya di Indonesia , setiap harinya banyak masyarakat yang terinfeksi virus covid-19 ini mulai dari anak anak hingga lansia virus ini tidak pandang bulu siapapun bisa terkena covid-19.

Dengan kondisi yang semakin hari semakin parah baik di dunia maupun di Indonesia sendiri, banyak pasien yang tidak mendapatkan kamar akibat membludaknya pasien positif , petugas medis pun mengarahkan untuk pasien dengan gejala ringan agar isolasi dirumah saja serta untuk pasien positif yang memiliki gejala berat agar segera di bawa kerumah sakit untuk di opname.

Pemerintah telah mencari segala solusi agar pandemi ini semakin menurun , salah satunya dengan pemberian vaksin kepada masyarakat tanah air yang sudah menghabiskan dana triliunan untuk vaksin guna memutus kasus pandemic covid-19. 

Tentu dengan adanya vaksin pasti ada pro kontra dari masyarakat karena sebagian mendukung langkah pemerintah dengan melakukan vaksin tapi sebagian masyarakat juga menolak dengan pemberian vaksin ini sebab mereka merasa cemas (cemas setelah pemberian vaksin dan cemas karena usia).

Munculnya pro kontra juga terjadi di wilayah tapos kota depok, di kelurahan sukamaju baru ini juga banyak masyarakat yang pro maunpun yang kontra untuk melakukan vaksinasi. Diwilayah sukamaju baru ini memang msih sedikit masyarakat yang tidak melakuan vaksinasi.

Sebab informasi yang diberikan oleh pemerintah minim kepada masyarakat yang menyebabkan kecemasan. Kali ini saya mewawancarai salah satu warga kelurahan sukamaju baru yang ternyata sampai saat ini belum melakukan vaksin dari anjuran pemerintah

Yaitu nur ibu rumah tangga yang tinggal di wilayah sukamaju baru, ibu sri mengaku belum ada keinginan untuk melakukan vaksinasi sebab ia banyak melihat dan membaca informasi yang diberikan membuat tentang efek samping vaksinasi yang membuat ia belum ingin melakukan vaksinasi.

"beberapa ibu-ibu disini lumayan banyak yang sudah melakukan vaksin, tapi saya sendiri masih ada rasa takut karena pemberitaa tentang efek samping nya itu , juga pendaftaran untuk melakukan vaksin di daerah sini susah harus sekalinya ada info buat vaksin langsung tutup pendaftaran karena kuota selalu penuh " ujar bu sri saat diwawancara

Pemerintah harus bisa melakukan sosialisasi lebih banyak lagi sebab masyarakat yang seperti ibu sri ini banyak, tidak jarang memang pemberittaan hoax tentang vaksinasi juga menjadi tantangan bagi pemerintah dan menteri kesehatan untuk mengatasi pemberitaan hoax tersebut.

Lalu saya juga mewawancarai anak muda bernama naswa, naswa ini sudah melakukan vaksinasi dari pemerintah walaupun memang sbeelumnya ia sempat merasakan hal yang sama seperti ibu sri, namun karena tuntutan pekerjaan ia melakukan vaksinasi .

"memang sebelumnya ada rasa cemas dan takut tapi karena tuntutan pekerjaan yang mengharuskan karyawan nya sudah harus vaksin, juga kan sekarang kalau mau pergi pergi harus punya kartu vaksin , kalo kita ada urusan penting tapi belum vaksin kan juga yang repot kita , jadi saya beraniin diri untuk di vaksin , alhamdulilah engga ada apa apa setelah saya di vaksin" ujar naswa saat diwawancara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline