Hati merintih lantaran jalan takdir
Air mata saksi kekuatan terakhir
Teruntai dalam doa mengadu rasa yang hadir
Pada sisa kuat bertahan adalah pilihan
Meski duka bergelantungan
Langit pekat oleh kedukaan
Wahai, andai dapat menghapus duka
Dengan hanya manisnya kata
Tentu tiada luka sebegitu lara
Tak jua kembali menoreg tawa
Wahai, seekor burung terbang sendiri