Lihat ke Halaman Asli

Konseling Traumatik

Diperbarui: 8 Mei 2019   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dulu saya waktu MI pernah mengalami ketika saya habis di suntik tangan saya bengkak sekali dan lama buat sembuhnya itu,ketika saya sudah mengalami hal tersebut saya takut sekali yang namanya suntikan mendengar kata suntikan saja rasanaya saya ingin teriak karena saya tidak ingin di suntik lagi atau pun mengalami hal yang seperti itu lagi.

Tepat sekali awal masuk SMA disitu ada namanya suntikan dan saya takut dengan hal yang sama kayak MI dulu,saya teriak sekencang-kencangnya dan saya menangis terisak-isak karena gak pengen di suntik lagi karena saya pernah ngalami hal yang buruk waktu MI dan saya trauma banget yang namanya suntikan. 

Dari pengalaman saya tersebut bahwa itu di namakan yang namanya trauma,taruma itu adalah luka berat yang menyebabkan organisme menderita fisik maupun psikologis,dari pernyataan tersebut sudah jelas bahwa trauma itu karena seseorang mengalami luka yang berat yang berada di organismenya yang pernah di alami seseorang waktu dulu. Setelah menjelaskan tentang trauma maka akan ada yang mengobati yaitu konseling tarumatik

konseling traumatik yaitu upaya konselor untuk membuat kliaen yang mengalami trauma agar dapat memahami diri sehubungan dengan masalah yang dialaminya dan berusaha mengatasi dengan sebaik mungkin melalui proses hubungan pribadi,dari pernyataan tersebut bahwa ketika ada anak yang mengalami trauma seperti saya maka seorang klien lah yang akan menenangkan saya supaya saya tidak trauma atau ketakutan sekali yang namnaya suntikan. Jadi seorang konselor itu memberi wawasan ke saya bahwa suntikan itu tidak seburuk yang saya pikirkan dan bayangkan sehingga sata itu tidak trauma dan tidak menagis-nangis lagi ketika bertemu yang namanya suntikan

Dari cerita saya tersebut bahwa seorang anak yang mengalami trauma itu bisa disembuhkan supaya anak tersebut tidak mengalami gangguan pada dirinya dan dia tidak merasa setres dengan apa yang pernah dia alami.dan trauma itu bisa di sembuhkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline