Lihat ke Halaman Asli

Lulu Alya

mahasiswa

Perspektif Masyarakat Tentang Isu Stunting di Desa Dramaga, Kabupaten Bogor

Diperbarui: 29 April 2024   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Latar Belakang

             Indonesia menempati urutan ke – 5 di Asia terkait Masalah stunting. Anak – anak di pedesaan lebih rentan terkena stunting dibandingkan pemukiman. Perlu adanya prevelensi dan peningkatan kapasitas desa dalam menanggulangi stunting mengingat desa merupakan tempat bermukim bagi jutaan generasi muda Indonesia, yaitu masa depan bangsa mengambil langkah pertamanya

Apa itu stunting ?

             Pemahaman warga setempat tentang stunting diartikan sebagai kurangnya gizi yang diberikan pada anak. Gejala dari stunting dapat dilihat dari tinggi badan anak yang tidak wajar dari biasanya. Tidak hanya itu, refleksi jangka panjang dari kualitas dan kuantitas makanan yang tidak memadai harus diperhatikan selama masa kanak-kanak. Untuk melaksanakan pengatasan dan penanggulangan Stunting yang efektif, terlebih dahulu diperlukan pengetahuan tentang faktor apa saja yang berperan, baik langsung maupun tidak langsung, dalam masalah Stunting. Stunting pada anak sangat terkait erat dengan bagaimana status gizi seorang anak. Apakah makanan yang dikonsumsi cukup untuk memenuhi asupan gizi anak? Apakah anak sering sakit? Bagaimana pengobatan atau akses terhadap layanan kesehatan untuk anak, memadai kah? Demikian adalah beberapa contoh pertanyaan penting yang membantu kita ketika ingin mengetahui status gizi anak terpenuhi atau tidak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan status gizi anak sangatlah dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti sosio-ekonomi, demografi, rumah tangga, faktor lingkungan, karakteristik orang tua, kesehatan anak dan faktor praktik pemberian makan, dan lokasi geografis. Penelitian lainnya menyatakan bahwa faktor lain yang terkait dengan pemenuhan status gizi anak adalah tingkat pendidikan orang tua, kemiskinan, pemenuhan air besrih dan kondisi sanitasi.

Peran Posyandu

            Keterlibatan berbagai pihak seperti  pembuatan desain dan sosialisasi Pedoman Operasional Lapangan, kunjungan lapangan, pelatihan untuk perwakilan desa, serta advokasi dan kebijakan memiliki peran penting dalam penanggulangan stunting. Pihak tersebut memerlukan kerjasama dari kepala desa, lurah, keluarga, kader posyandu, dan warga desa sebagai komponen yang saling melengkapi. Desa Dramaga, Kabupaten Bogor, posyandu berperan besar dalam mengukur tinggi dan menimbang berat badan anak. Bantuan berupa telur, vitamin, juga susu sudah mulai dirasakan oleh beberapa warga desa yang berhak. Dalam pelaksanaan program tersebut, tentunya pihak perangkat Desa membantu dalam mengkoordinir pelaksanaan program dan juga meneruskan informasi pada warga, selanjutnya kader posyandu membantu dalam pencatatan data dan pengukuran Stunting di desa tersebut.

Peran keluarga :

         Proses pelaksanaan program penanggulangan Stunting dilanjutkan dengan partisipasi warga desa yang beperan dalam meneruskan bantuan dan informasi juga berpatisipasi dalam pelaksanaan program. Keluarga menjadi komponen paling penting yang mempengaruhi perilaku dan sikap keluarga terhadap cara pengasuhan anak dan pemenuhan gizinya. Di dalam keluarga, orang tua memainkan peran penting dalam perkembangan awal anak, yaitu memastikan ketersediaan nutrisi dan layanan kesehatan yang tepat bagi anak , mendidik anggota keluarga tentang nutrisi yang tepat, kebersihan, dan praktik perawatan kesehatan sangatlah penting.

Kondisi Stunting di Desa Dramaga, Kabupaten Bogor

       Secara statistik terjadi penurunan jumlah balita stunting di Kabupaten Bogor mengalami penurunan cukup signifikan dari sebesar 4,78% kini pada tahun 2023 turun menjadi 1,59%. Melakukan peningkatan pengetahuan Ibu terhadap stunting melalui promosi kesehatan menjadi faktor kunci dalam mendukung pencegahan stunting di Kecamatan Dramaga, Bogor. Berdasarkan hasil wawancara secara langsung pada Ibu di wilayah Kecamatan Dramaga. Dengan metode pengumpulan data secara kualitatif, dihasilkan informasi bahwa Posyandu di Desa Dramaga telah menjalankan fungsinya dengan baik dalam memantau perkembangan balita, terutama berat dan tinggi badan, melalui pengukuran rutin setiap bulan. Upaya pencegahan stunting pun dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada warga. Bagi balita yang terdeteksi mengalami stunting berdasarkan perkembangan berat dan tinggi badan yang tidak optimal selama beberapa bulan, mereka akan mendapatkan bantuan asupan gizi tambahan berupa susu formula, telur, dan vitamin.

         Warga Desa Dramaga, bersama pihak RT dan kader posyandu, telah menemukan beberapa anak yang menderita stunting. Berdasarkan data penimbangan, tercatat 5-6 anak di desa tersebut mengalami stunting. Salah satu faktor yang berkontribusi adalah pola asuh, khususnya dalam hal pengelolaan pola makan anak. Meskipun asupan makanan keluarga sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, namun pola makan anak masih kurang memperhatikan kandungan gizi. Hal ini dikarenakan warga desa, RT, dan kader posyandu lebih fokus pada apa yang diinginkan anak daripada kandungan gizi makanan. Pemikiran "yang penting anak makan" berakibat pada konsumsi makanan yang tidak bergizi, seperti jajanan pinggir jalan, yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak untuk tumbuh dan berkembang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline