Denyutmu bekerja layaknya pekerja di hari jumat
Malas-malasan, enggan berdegup cepat-cepat
Tak seperti dahulu, sejak kau menyadari
Jarak tipis antara kau dan dia
Tak pernah ada hari libur dalam belajar merelakan
Dan kau selalu lembur menggarap rindu yang tak kunjung tuntas
Dari matamu, kelopak mawar berguguran
Rontok di pangkumu, sejenak
Memandangimu seolah selamanya
Sedikit terperanjat, tidak menyangka
Di mata seindah itu ia sebelumnya singgah