Beberapa waktu lalu saya mempermasalahkan pemagaran trotoar stasiun KRL di Jabodetabek melalui tulisan saya ini. Dengan pemagaran tersebut PT KAI (dan yang terbaru Dishub DKI) memanjakan pengguna kendaraan pribadi supaya tidak terkena kemacetan di satu sisi, namun di sisi lain justru membuat penumpangnya (yang membayar kepadanya) menjadi tidak nyaman.
Namun sesungguhnya selain faktor PT KAI menutup beberapa zebra cross, pemagaran stasiun akan lebih terasa mengurangi kenyamanan penumpang KRL di saat jam sibuk dan di saat hari hujan.
Di saat jam sibuk, trotoar yang hanya disisakan 1,5 meter akan diserbu ratusan sampai ribuan penumpang dalam satu waktu. Yang lebih merasakan tidak nyaman sebenarnya penumpang arus sebaliknya. Coba sekali-sekali Anda berjalan masuk stasiun tengah kota Jakarta di pagi hari, Anda sulit mendapatkan space yang untuk penumpang keluar stasiun saja sudah kurang memadai. Akan lebih tidak nyaman saat hari hujan. Pemagaran stasiun tidak dibarengi dengan pembuatan kanopi untuk pejalan kaki.
Trotoar Keluar Stasiun Gondangdia
Sebenarnya ada jalan jika PT KAI/KCJ tidak mau keluar uang membuat kanopi, yaitu dengan memanfaatkan space kosong di bawah rel KA, Anehnya di beberapa stasiun space tersebut seperti sengaja dikosongkan, sementara penumpangnya terpaksa berhujan-hujanan ria saat keluar stasiun.
Space kosong di bawah Stasiun Gondangdia
Oleh karena itu, semoga jika ada pembuat kebijakan di PT KAI/KCJ yang membaca tulisan ini, kiranya bisa juga untuk mempertimbangkan memberi tempat lebih kepada para penumpangnya dibanding kepada pengguna kendaraan pribadi. Malah kalau perlu di bawah itu dibangun gerai-gerai rekanan KAI/KCJ macam Indomaret, Alfamart, Starbuck. Jadi space tersebut bermanfaat untuk KAI/KCJ maupun untuk penumpangnya.
salam
Andreas Lucky Lukwira
pengasuh akun @NaikUmum
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H