Lihat ke Halaman Asli

Tangan-tangan Siluman untuk BUMN

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13948363271382538589

[caption id="attachment_299162" align="alignnone" width="300" caption="Ilustrasi Sumber: blogspot.com"][/caption]

50 gerbong kereta api seharaga 180 miliar teronggok begitu saja. Gerbong ini merupakan pesanan Kementerian Perhubungan tahun 2012 pada PT INKA. Tapi setelah jadi, gerbong tersebut tidak diambil karena tidak ada uangnya.

Sebelumnya PT INKA memenangi tender dan membuat kontrak dengan Kementerian Perhubungan. Tapi apa hendak dikata, kontrak tinggalah kontrak. PT INKA terancam menanggung kerugian.

Untunglah Dahlan Iskan selaku menteri BUMN bertindak cepat mencarikan solusi. Saat mengunjungi PT INKA di Madiun hari Kamis dua hari yang lalu.

Dahlan Iskan mengajak Direksi PT KAI meninjau gerbong-gerbong tersebut. Apakah kereta tersebut sesuai dengan standar kereta yang digunakan oleh PT KAI. Setelah dirasa sesuai. PT KAI diputuskan membeli gerbong-gerbong yang batal dipesan Kementerian Perhubungan itu. PT INKA selamat dari bayang-bayang kerugian.

Sebenarnya PT INKA bisa saja menuntut Kementerian Perhubungan secara hukum. Karena telah melanggar kontrak. Tapi Dahlan Iskan tidak ingin perusahaan milik pemerintah menggugat pemerintah.

Kasus seperti ini sebenarnya bukan yang pertama menimpa BUMN. Kasus-kasus serupa banyak dan sudah lama terjadi. Tengoklah misalnya nasib yang menimpa PT IKI Makassar. Sampai pernah dua tahun perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia Timur itu tidak bisa membayar gaji karyawan.

Perusaaan tersebut terjerumus ketika menerima order pembuatan kapal penangkap ikan modern sebanyak 40 unit, tapi dibatalkan pemerintah di tengah jalan. 14 kapal yang sudah terlanjur jadi saat itu mengapung mubazir begitu saja. Lebih dari sepuluh tahun kapal-kapal modern itu berjajar menganggur.

Bahan-bahan kapal yang belum jadi pun sudah menjadi besi tua dan berserakan memenuhi kawasan galangan kapal. Peralatan produksinya juga sudah menganggur bertahun-tahun.

DOK nya hancur. Dermaganya rusak. Tempat peluncuran kapalnya sudah keropos. Hingga Dahlan Iskan datang membawa solusi. Saat itu dia di demo oleh karyawan yang sudah dua tahun tidak gajian. Demonya terburu-buru karena kedatangan Dahlan Iskan dirahasiakan. Dahlan Iskan pun mendatangi mereka dan memberitahu spanduk yang mereka bentangkan terbalik.

Setahun kemudian Dahlan Iskan datang kembali. Tempat ini berubah total. Banyak kapal yang diperbaiki di situ. Ada kapal tunda, kapal tongkang, dan kapal barang. Bahkan kapal yang minta diperbaiki sudah harus antre. Jumlah karyawanpun ditambah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline