Lihat ke Halaman Asli

Lukman Hanif

Mahasiswa di Universitas Tidar

Bank Sampah Digital: Solusi Cerdas Mengelola Sampah Sebagai Kunci Sukses dalam Membangun Ekonomi Sirkular

Diperbarui: 16 Agustus 2024   09:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 Dengan tema "One Journey One Family" Tim PPK Ormawa HMJM FE Untidar Membuka Pembukaan dan Sosialisasi Rumah Sampah Digital di Aula Balai Desa Daleman Kidul, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, sebagai tempat diselenggarakannya acara ini. Dilaksanakan selama 1 hari yaitu pada hari Senin, 15 Juli 2024 dan dimulai pukul 10.00 WIB. Kegiatan Pembukaan dan Sosialisasi merupakan salah satu program kerja Tim PPK Ormawa HMJM FE Universitas Tidar yang ditujukan untuk warga Desa Daleman Kidul, guna untuk menambah bekal pengetahuan dalam membangun kewirausahaan.

Kegiatan ini digunakan sebagai pengenalan Tim PPK Ormawa HMJM FE Universitas Tidar kepada warga Desa Daleman Kidul serta keterlibatan dinas-dinas terkait dalam pelaksanaan program kerja ini. Dalam pelaksanaannya, terdapat penyampaian materi serta diskusi dan tanya jawab baik dari pimpinan Desa Daleman Kidul dan juga dinas terkait kepada Tim PPKO HMJM FE UnIiversitas Tidar. Dalam pelaksanaannya terdapat juga hiburan yaitu Tari Soreng dari anak-anak Dusun Sabrang Kidul yang ditampilkan di depan para tamu undangan dan beberapa warga desa yang hadir dalam kegiatan pembukaan dan sosialisasi tersebut.

Giri selaku Kepala BAKK Untidar menyambut baik tema yang diangkat oleh Tim PPK Ormawa HMJM Universitas Tidar yaitu Rumah Sampah Digital dan menjelaskan sedikit terkait apa itu program PPK Ormawa.

"Proposal ini mengangkat topik Rumah Sampah Digital yang merupakan salah satu dari 17 usulan proposal yang lolos diajukan Untidar. Dengan tujuan dapat menghasilkan sejumlah produk yang memiliki nilai guna ekonomis, seperti pakan maggot, pupuk, maupun kerajinan dari sampah anorganik yang nantinya program ini akan berjalan dari bulan Juli sampai bulan Oktober".

Dosen Pendamping PPK Ormawa HMJM Untidar Budi Hartono menyampaikan kegiatan yang kami lakukan berawal dari identifikasi masalah yang ada di desa ini, dengan menanyakan permasalahan apa yang ada di desa, kemudian ditemukan permasalahan sampah yang ada dan menarik minat kami untuk mengangkat permasalahan tersebut. Yaitu permasalahan terkait belum maksimal dan adanya bank sampah yang ada di desa dan disetiap dusun yang sebelumnya telah diinisiasikan pembangunanya oleh mahasiswa yang melakukan kegiatan KKN di desa Daleman Kidul.

"Karena program ini masih dalam bentuk rintisan maka dilakukan kerjasama dengan 3 dusun yang sebelumnya sudah aktif untuk mengelola Bank Sampah di bawah binaan Desa Daleman Kidul, yang nantinya kami harapkan menjadi kader kami dan dapat membantu membuat Rumah Sampah Digital di tingkat desa".

Budi mengatakan, bahwa Program Rumah Sampah Digital ini berjalan selama tiga bulan  dimulai dari bulan Juli sampai akhir Oktober dan sudah menghasilkan produk luaran berupa buku, artikel ilmiah, dan juga release media.

"Kami menyadari bahwa mengubah pola pikir masyarakat bukanlah hal yang mudah. Untuk itu, kami telah membentuk roadmap  dimana tahun ini dibentuk terlebih dahulu kelembagaan yang juga terdapat  aktivitas pengelolaan sampah organik dan anorganik. "Setidaknya menyadarkan masyarakat  bahwa pengelolaan sampah dapat menciptakan nilai ekonomi dan berpotensi menjadi sumber pendapatan tambahan di masa depan," jelasnya.

Dia juga menambahkan, dalam program ini juga akan ada monitoring oleh tim monev yang terdiri dari fungsionaris HMJM  dan terdapat juga tim monitoring dari universitas yang selalu memantau sudah sejauh mana program ini terlaksana atau apakah sudah sesuai target atau belum.

Kemudian dari Kepala Bidang Penelitian Dan Pengembangan, Puji Lestari mengemukakan, dengan terjalinnya kerjasama antara pihaknya dan Universita Tidar menjadi salah satu bagian berjejaring sinergi multipihak antara pemerintah, masyarakat, akademisi, dan media massa. Karena produk organik dinilai dapat menjadi pakan maggot dan turunannya, sedangkan sampah anorganik dapat dikreasikan untuk nantinya dipasarkan.

"Kami sangat mendukung untuk inovasi seperti ini, karena dapat menjadi bagian dalam menumbuhkan budaya inovasi di Kabupaten Magelang", ucapnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline