Lihat ke Halaman Asli

lukmanbbs

lukmanbrebes

Ngaji Bersama Gus Baha di Haflatul Hidzak Pondok Tahfidz Yanbu'ul Qur'an Putri Kudus

Diperbarui: 8 November 2023   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Izzatin Nauli al-hafidhoh, khotimat angkatan ke-45 Ponpes Yanbu'ul  Putri Kudus. Dok. pribadi

Ngaji Bersama Gus Baha di Haflatul Hidzaq Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Putri Kudus

Menghadiri acara khotmil Quran adik penulis Izzatin Nauli di Kudus, Senin (6/11/2023),  penulis mendapatkan kebahagiaan tersediri. Karena dapat berkumpul dengan para penghafal dan ulama ahli Al-Quran dan juga mendapat tausiyah dari Gus Baha, yang kebetulan didaulat menjadi pembicara pada acara tersebut.

Gus Baha saat memberikan tausyiah.  Dok. pribadi 

Mendapatkan kesempatan 

mengaji dengan Gus Baha secara langsung, ulama muda yang diakui keilmuanya, baik di bidang tafsir, hadits, fikih maupun bidang ilmu lainnya, merupakan kesempatan dan kebahagiaan penulis untuk bisa ikut mengaji bersamanya, yang sebelumnya juga pernah ikut ngaji bersama beliau di Bedug Pangkah Tegal pada tahun 2020.

Ada beberapa nasehat yang dapat penulis petik dari ceramah beliau pada acara Haflatul Hidzaq (Proses terakhir setelah berjuang mengikuti tes simaan 30 juz secara bil ghoib dan hanya dilaksanakan 1 kali dalam setahun) ke 45 Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Putri Kudus.

Pertama, membaca Al-Quran harus dengan tajwid, nasehat  ini menurut penulis, bertujuan untuk menguatkan pada Khotimat (sebutan bagi santri yang lulus simaan 30 jus) yang berjumlah

78 khotimat, berasal dari jawa dan luar jawa serta para orang tua dan keluarga khotimat yang ikut hadir pada acara Haflatul Hidzaq tersebut.

Kedua, Al-Quran sebagai panduan hidup. Jadikan Al-Quran sebagai ilmu yang terus dikaji dari berbagai sisi manapun. Karena dengan mengkaji Al-Quran tidak akan pernah ada habisnya. Para santri juga harus mampu memotivasi diri dan tidak kaget terhadap persaingan dan berbagai perubahan jaman di era sekarang ini.

Ketiga, tanda-tanda kanabian Nabi Muhammad Saw dan kecerdasan Siti Khotijah. Nabi Muhammad Saw akan menjadi Nabi, awalnya tidak tahu bahwa dirinya adalah orang yang dipilih menjadi Nabi. Namun dari pemahaman literatur kitab yang Siti Khotijahlah baca dan pahami, dan juga dikenal sebagai wanita cerdas,  baik dalam perdagangan dan pemahaman keagamaan yang dipelajari sebelumnya, sehingga Siti Khotijah ingin lebih jauh tahu tentang sosok Nabi Muhammad Saw dan berusaha mencari kebenaran tanda-tanda keistimewaan dan kenabian. Alhasil menyuruh Maisyarah pembantu laki-lakinya untuk mengamati perilaku dan peristiwa yang dialami oleh Nabi Muhammad Saw.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline