Lihat ke Halaman Asli

lukmanbbs

lukmanbrebes

PNS Menjadi Jurkam

Diperbarui: 3 Maret 2023   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BOLEHKAH, PNS MENJADI JURKAM

Di Desa terpencil di sebuah Kabupaten yang hanya dapat dilalui dengan  jalur sungai, dan ini bukan ada di luar jawa, tetapi ada di Jawa.

Desa yang dekat pantai namun tidak jauh dari kota.  Minim hiburan apalagi   lalu lalang kendaraan. Hanya suara mesin perahu saja yang nyaring terdengar lewat  sungai di depan rumah mereka.

Banjir rob menjadi langganan di setiap harinya, terutama di bulan Desember dan januari serta Mei dan Juni. Namun entah kenapa masyarakatnyapun tidak mau pindah walaupun hanya ada empat belas kepala keluarga saja.

Padahal pernah suatu hari saat rob besar, ada salah satu warga yang mau melahirkan. Dibawa ke rumah sakit sangat susah jalanya, akhirnya terpaksa harus melahirkan ditengah-tengah banjir air pasang rob. Dan alhamdulillah banyinya lahir normal dan sehat hingga sekarang. Tetapi tetap saja namanya tidak "banjir" seperti orang-orang dulu yang ngasih nama anaknya asal-asalan.

Di tengah masyarakat yang sedang aksik membuat perahu untuk kepentingan kebutuhan transpotasi belanja keseharaian dan menghantarkan anak sekolah.

Sambil mendengarkan musik tarling Cirebonan, terlintas dialog orang kampung yang menikmati dari pengahasilan menjadi gaet mancing mania dan  memasang perangkap udang dan ikan di sungai.

Salah satu orang yang sedang istirahat sambil menyruput kopinya yang sudah hampir dingingin, berkata.

"Sedulur?..  boleh nggak Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) menjadi Jurkam."

Man Wanyad yang lagi asyik memaku perahu berhenti sesaat dan langsung menjawab pertanyaan Man Jai, yang pertanyaanya di luar ranah ekpektasi para nelayan pesisir yang terisolir dan rawan akan menjadi kampung hilang kalau tidak ada penangan serius.

Sedangkan teman-teman Man Jai yang sedang bekerja membuat perahu, tidak terpancing oleh Jai yang kadang ngomongnya ngawur dan nglantur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline