Membangkitkan Petani Rumput Randussanga
Masyarakat Randusanga Kulon Brebes, pernah mengalami masa kejayaa menjadi petani tambak rumput laut yang sukses, hingga merajai rumput laut di Indonesia. Inilah yang terjadi saat ratusan hektar tambak masih dalam kondisi baik.
Tetapi di sisi lain, kondisi ini cukup melenakan, karena petani tambak tanpa perlu merawat tambaknya, hasil rumput laut bisa dipanen dan dinikmati oleh pemilik dan masyarakat lainnya. Hingga sekarang, kondisi tambak mengalami kerusakan yang memporak porandakan perekonomian masyarakat desa.
Kondisi tambak rusak terkena abrasi dan tidak ada gelengan, membuat rumput laut pun rusak dan mati. Sehingga ekonomi masyarakat Randusanga semakin merosot dan turun dratis. Bahkan mengakibatkan banyak orang tidak lagi berpenghasilan.
Dalam obrolam malam (Sabtu, 12/11/2022), di Balai Desa Randusanga Kulon. Sambil menunggui pemasangan tarub untuk lomba Sepuluh Program Pokok PKK Tingkat Kabupaten Brebes, yang akan dilaksanakan pada Selasa (15/11/2022), terlintas obrolan sesama petani rumput laut dan ada pengepul rumput laut juga. Pembicaraan ringan dengan tema "Bagaimana komoditas rumput laut di Randusanga hidup kembali dan bisa mendongkrak perekonomian warga.
Mereka bicara saling bernostalgia, saat panen raya para petani rumput laut, membuat para pengepul kebanjiran orderan rumput laut bahkan pasokannya melimpah. Namun sebaliknya saat tambak milik petani rusak terkena abrasi, kini para pengepul kesulitan mendapatkan pasokan rumput laut.
Para pengepul rumput laut, harus mendapatkan barang dari beberapa kabupaten tetangga, seperti Pekalongan hingga Semarang. Sedangkan dari luar provinsi ada dari Cirebon dan Indramayu.
Usaha rumput di Randusanga dimulai tahun 2003 atau 2004, dengan jenis Gracillaria sp. Komoditas rumput laut ini dikembangkan untuk membuat bahan tepung agar-agar, juga sebagai bahan dasar kecantikan.
Simpulan obrolan sederhana untuk mengangkat perekonomian warga dan menumbuh kembali komoditas petani rumput laut. Salah satunya dengan 'Waring." Sebagaimana telah dilakukan oleh satu dua warga petani dan para petani rumput laut yang ada di tetangga kabupaten.
Kondisi tambak yang rusak, kalau ditanggulangi dengan membuat kembali galengan dengan lumpur, akan memerlukan biaya besar dan lumpurnya pun tidak ada. Sehingga sangat sulit dilakukan.