Lihat ke Halaman Asli

lukmanbbs

lukmanbrebes

Berbagi Hikmah Pasca Muktamar NU di Lampung

Diperbarui: 26 Desember 2021   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

K.H. Subhan Ma'mun ditengah-tengah panitia pembangunan PonPes Assalafiyah III (Dok..Panitia)


BERBAGI HIKMAH PASCA MUKTAMAR NU DI LAMPUNG

Oleh : Lukman Nur Hakim

Sabtu, 25 Desember 2021, Penulis bersilaturahmi dengan K.H. Subhan Ma'mun pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Brebes.  Setelah melihat di postingan group Assalafiyah 3, K.H. Subhan Ma'mun ada di sekertariatan  pembangunan Pondok Pesantren Assalafiyah III yang nantinya akan digunakan untuk santri anak jalananan.

Penulis berangkat dari rumah Randusanga, ke tempat pembangunan Assalafiyah 3, dengan niat bersilaturahmi dan mau mendengarkan nasehat dari K.H. Subhan Ma'mun, pasca Muktamar NU ke-34 Di Lampung, yang berlangsung dari tanggal 22 - 23 Desember 2021.
Sekaligus penulis melaksanakan tugas piket panitia pembangunan pondok yang dijadwalkan pada penulis disetiap hari Sabtu.

Sesampai di sekretariatan Assalafiyah 3,  K.H. Subhan Ma'mun sedang ngobrol bersama dengan para panitia pembangunan lainnya, sehingga penulis langsung ikut nimbrung mendengarkan nasehat-nesehat dari beliau, setelah penulis bersalaman terlebih dahulu.

Menurut K.H. Subhan Ma'mun, Muktamar NU yang ke-34, Alhamdulillah berjalan dengan lancar dan tidak mengalami halangan apapun yang mengganggu proses perjalanan muktamar. Kegiatan muktamar dapat dikatakan juga sebagai ajang  berkumpulnya para ilmuan dan orang-orang alim, dalam satu tempat. Sehingga muktamar ini  menjadi forum silaturahmi para ulama.

Pemilihan  ketua  yang biasa ramai dalam setiap ajang pergantian ketua, ternyata dalam Muktamar NU  berjalan dengan lancar, damai dan sejuk. Terpilihnya
KH. Yahya Cholil Staquf, yang berkompetisi dengan K.H. Said Aqil Siraj sebagai petahana, tidak ada gejolak dan langsung diterima hasil pemilihan yang dilaksanakan secara langsung tersebut.

K.H. Subhan Ma'mun mengatakan, penyelenggaraan Muktamar NU ini juga, sebagai salah satu media untuk niat berkhidmah pada para Kyai. Kehidupan santri yang kental dengan berhidmah (melayani) para kyai, tidak berhenti ataupun lepas saat menjadi santri saja. Namun ketika sudah kembali ke rumah masing-masing, maka hidmah pada para kyai masih tetap dilestarikan.

Hidmah pada para kyai, menjadi identitas diri santri yang kuat, untuk mendapatkan keberkahan dari para Kyai. Berbeda dengan berhidmah karena memiliki oreintasi yang lain, maka dapat dikatakan, ini bukan budaya santri, dan kalaupun ada maka hanya akan mendapat keuntungan popularitas sesaat.

Berangkat dari berhidmah pada Kyai juga menjadi salah satu jalan, dari para orang sukses, dalam meniti karier yang diraihnya. Baik dalam akademik, ekonomi, instansi tertentu maupun keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline