Lihat ke Halaman Asli

lukmanbbs

lukmanbrebes

Berpikir Positif pada Siswa yang Datang Terlambat di Sekolah

Diperbarui: 2 Juli 2021   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mencoba Berpikir Positif pada Siswa yang Datang Terlambat di Sekolah (unsplash/taylor-wilcox)

Belajar tidak hanya di bangku sekolah ataupun kuliah. Belajar juga dapat dengan membaca peristiwa dilingkungan tempat kerja. 

Termasuk, belajar dengan siswa yang datang terlambat sekolah. Belajar  untuk selalu berfikir positif dan menghargai usaha siswa berangkat sekolah walaupun terlambat.  

Kenapa, kita belajar pada siswa terlambat. Bukan pada  siswa  atau teman  yang sukses. Belajar pada siswa terlambat,  tidaklah pekerjaan yang sia-sia atau mengada-ngada. Ada beberapa pelajaran yang sangat berharga pada kehidupan siswa terlambat. Banyak faktor penyebab keterlambatannya.

Ada siswa yang terlambat karena ia harus mengurus keluarganya, menjadi pengganti kedua orang tuanya yang merantau ke luar kota. Ia mesti mengurus rumahnya sendiri, membantu persiapan adik adiknya  terlebih dahulu, baru kemudian dapat berangkat ke sekolah dan tentunya harus berjuang untuk selalu bangun lebih pagi agar semua tugas tersebut dapat dilaksanakan.

Baca juga : Model Homeschooling dalam Mengatasi Keterbatasan Pendidikan Formal

Ada juga siswa yang harus membantu orang tuanya dulu berjualan nasi di depan rumahnya. Dari selepas subuh sudah berkutat membantu persiapan berjualan hingga semuanya siap untuk melayani para pembeli. Dan masih banyak pelajaran yang dapat diambil dari siswa terlambat.

Berhadapan dengan siswa terlambat, merupakan  salah satu bentuk koreksi diri untuk selalu berpandangan positif terhadap semua siswa termasuk siswa yang terlambat sekolah. Mencoba agar tidak memberikan label negatif dengan menanyakan penyebab keterlambatannya.

Sebagai seorang pendidik, ketika menghadapi siswa terlambat juga  semestinya senantiasa berusaha menyemangati dan mendoakan agar mereka siswa yang disiplin. Bukan memvonis jelek. Lebih baik, mendoakan mudah-mudahan kelak mereka menjadi manusia yang berguna, berhasil dalam akademik dan pekerjaan, bukan sebaliknya.

Tetapi tidak semua pendidik mampu mengembalikan kodratnya sebagai seorang pendidik yang sesungguhnya. Terkadang masih ada pendidik yang emosional ketika mendapati siswa yang terlambat. Bahkan masih suka marah-marah. 

Mungkin karena melihat siswa tersebut yang sering terlambat. Namun bila tahu penyebab keterlambatannya, saya yakin siapa pun pendidik itu akan memahaminya, menghargai dan terus memotivasi untuk tetap berangkat sekolah, walaupun terlambat.

Ingat, tidak semua anak (siswa) beruntung memiliki orang tua lengkap yang siap mensupportnya setiap hari dan mampu mencukupi semua kebutuhan anak (siswa).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline