Lihat ke Halaman Asli

Umar bin Khattab dan Ibu Pemasak Batu

Diperbarui: 17 Oktober 2024   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kisah Umar bin Khattab dan ibu yang merebus batu adalah salah satu kisah yang sangat mengharukan tentang kepedulian dan keadilan Umar sebagai khalifah. Berikut kisah tersebut:

Suatu malam, Khalifah Umar bin Khattab melakukan kebiasaan rutinnya, yaitu berkeliling kota Madinah untuk memantau keadaan rakyatnya secara langsung. Dengan menyamar agar tak dikenali oleh masyarakat sekitar, beliau ingin memastikan kesejahteraan warganya.

Di tengah malam itu, Umar mendengar suara tangisan anak-anak kecil dari sebuah rumah sederhana. Beliau pun mendekat dan mengintip dari balik pintu. Di dalam rumah, seorang ibu sedang memasak sesuatu, sementara anak-anaknya menangis kelaparan.

Umar mengetuk pintu dan bertanya kepada ibu tersebut, "Wahai ibu, mengapa anak-anakmu menangis?"

Sang ibu menjawab dengan sedih, "Mereka menangis karena lapar, wahai tuan. Aku sedang memasak batu-batu ini hanya untuk menenangkan mereka, agar mereka berpikir bahwa makanan sedang dimasak. Namun, sesungguhnya aku tak memiliki apapun untuk dimakan."

Ibu ini juga sempat mengumpat kekesalannya untuk pemimpin masa itu. "Celakalah Amirul Mu'minin Umar bin Khattab yang membiarkan rakyatnya kelaparan."

Mendengar jawaban itu, Umar merasa sangat tersentuh dan penuh rasa bersalah karena sebagai pemimpin, ada rakyatnya yang masih kelaparan. Tanpa menunggu lama, Umar segera kembali ke gudang perbekalan dan memanggul sendiri karung gandum di pundaknya. Ajudannya yang melihat hal ini menawarkan membantu membawakan, namun Umar menolak dengan tegas,  seraya berkata "Apakah engkau akan memikul dosaku di hari kiamat?"

Ketika tiba di rumah ibu tadi, Umar sendiri yang memasak gandum tersebut dan menyiapkan makanan untuk keluarga itu. Anak-anak yang sebelumnya menangis kini makan dengan lahap dan tertidur nyenyak. Sang ibu, yang tidak mengenali Umar, berterima kasih tanpa henti.

"Wahai tuan, engkau lebih layak menjadi pemimpin daripada Umar bin Khattab!" ucap ibu tersebut.

Setelah ibu dan anak ini makan dengan cukup Umar lantas pamit pulang. Ia kemudian berpesan agar esok harinya anak dan ibu datang ke Baitul Mal menemui Umar untuk mendapatkan jatah makan dari negara.

Kisah ini menggambarkan betapa Umar bin Khattab adalah pemimpin yang sangat peduli, rendah hati, dan berusaha selalu memastikan kesejahteraan rakyatnya. Ia tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga terlibat langsung dalam membantu rakyatnya yang membutuhkan. Kisah Umar dan Ibu pemasak batu dapat kita temui dalam buku berjudul "Kisah dan Hikmah" yang ditulis oleh Dhurorudin Mashad.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline