Lihat ke Halaman Asli

Lukmanul Hakim

Menulis salah satu usaha untuk mengikat ilmu. Aktifitas saya sebagai jurnalis warga menjadikan selalu untuk menulis berita. Begitu juga sebagai kontributor TVMU untuk wilayah Brebes, mesti menulis Naskah narasi berita. Jadi Menulislah...menulis...dan menulis...Salam Literasi

Pemutarbalikkan Fakta, PKI "Hanya" Korban

Diperbarui: 29 September 2020   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

idntimes.com

Masih teringat saat Penulis masih kecil, setiap malam tanggal 30 September menyaksikan Film Pemberontakan G30S/PKI di TVRI. Namun, saat itu tidak pernah menonton selesai, pas adegan proses penyiksaan di lubang buaya tidak menonton. Hanya setelah tahun 1997 menyaksikan full filmnya. Film tersebut menggambarkan kekejaman PKI yang telah membantai para Jenderal.

Namun, anehnya akhir - akhir ini mulai muncul orang - orang yang memberikan asumsi bahwa PKI itu adalah korban. Bermunculan tulisan Indonesia melakukan Genosida terhadap anggota PKI dan simpatisan. Seolah PKI adalah korban dan kebiadabannya dilupakan oleh generasi muda saat ini. Muncullah orang - orang yang sok humanis, membela Hak Asasi Manusia, lalu berlomba-lomba menganggap orang yang mengingatkan sejarah kebiadaban PKI itu hanyalah orang yang hanya "menggoreng isu" saja dan memojokkan Pemerintah. 

Penganut paham komunis dan simpatisan PKI ketika mereka disingkirkan itu hanyalah sesuatu hal yang wajar, coba saja kalau PKI yang berkuasa, tentu mereka juga akan semena-mena. Jadi, daripada nanti dibunuh PKI maka lebih baik membunuh PKI terlebih dahulu, kebiadaban mereka terhadap tokoh ulama, santri juga tidak begitu saja dilupakan.

Benang Merah Genosida Khawarij dan PKI

Khawarij adalah pemahaman "sesat" yang membunuh sahabat sekaligus menantu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mereka menganggap Ali Radhiyallahu 'Anhu telah membuat aturan atau Undang - undang yang tidak berdasarkan Al Qur'an, menurut Khawarij, Ali telah berani menghukumi sesuatu yang seharusnya menjadi urusan Allah. Akhirnya mereka membantai Khalifah Ali bin Abi Thalib, karena menganggapnya sudah keluar dari Islam.

Setelah beberapa waktu terbunuhnya Ali, terjadilah dialog Ibnu Abbas dengan Khawarij, dengan cerdasnya beliau menangkis tuduhan - tuduhan khawarij terhadap Ali bin Abi Thalib. Ending dari dialog tersebut, sekitar 2000 khawarij bertobat dan sisanya dibunuh karena tetap berpegang teguh pada kesesatan.

Terkait PKI, penulis pernah membaca bahwa penumpasan PKI dilakukan dimana - dimana, tentara juga menggandeng organisasi kepemudaan seperti Banser, KOKAM dan lainnya untuk ikut melakukan penumpasan. Pemerintah juga ikut berperan melakukan penumpasan tokoh, pendukung dan simpatisan PKI.

Dilansir oleh media CNN, Putusan akhir pengadilan rakyat internasional atas kejahatan kemanusiaan periode 1965 di Indonesia atau International People's Tribunal (IPT) 1965 menyebutkan, Indonesia harus bertanggung jawab atas 10 tindakan kejahatan hak asasi manusia (HAM) berat pada 1965-1966.

Salah satu dari 10 kejahatan HAM itu ialah genosida atau tindakan sengaja untuk menghancurkan sebagian atau seluruh golongan penduduk tertentu. Kejahatan genosida ini dialami anggota, pengikut dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI), serta loyalis Presiden Sukarno dan anggota Partai Nasional Indonesia (PNI).

Di saat ada media yang "seolah" membela PKI, namun tidak sedikit pula yang mengingatkan kembali akan kekejaman PKI,  bahkan banyak bermunculan tulisan atau video yang menjelaskan tentang kekejaman PKI, bahkan televisi nasional telah menayangkan kembali film pemberontakan G30S/PKI seperti SCTV dan TVOne. Pemerintah juga melalui Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengungkapkan boleh - boleh saja menonton film G30S/PKI, bahasanya " Mubah ".

Tidak ada pelarangan dari Pemerintah untuk menonton film tersebut dan juga tidak ada himbauan, jadi berhentilah bagi orang yang memang membuat peluang menggoreng bahwa Pemerintah itu Pro PKI. Buktinya, Pemerintah tidak melarang untuk menontonnya, bagi yang ingin menonton, silahkan saja, setiap orang memiliki smartphone, bisa diakses melalui media Youtube atau lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline