Lihat ke Halaman Asli

Lukky RezaRamadhani

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Pengenalan Ecofarming dalam Ternak Kelinci di Desa Kromengan sebagai Pengembangan Potensi Peternakan

Diperbarui: 29 Juni 2020   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyampaian Materi Oleh Narasumber (Pewarta Foto: Habib El Rahman.)

Minggu (28/6)---Mahasiswa KKN UM edisi COVID-19 mengadakan sosialisasi Ecofarming di Desa Kromengan meskipun tengah dilanda pandemi. Kegiatan tersebut diadakan dalam rangka mencetak produk unggulan baru di desa, khususnya di bidang peternakan. 

Ecofarming yang dimaksud di sini adalah pengembangan potensi serta langkah-langkah awal pengenalan dari beternak kelinci pedaging, yang juga dapat menjadi acuan warga desa untuk memulai usaha mandiri dengan memanfaatkan potensi alam di desa guna menjadi pakan alami dari kelinci yang diternakkan. Acara tersebut dihadiri oleh warga Kromengan, jajaran perangkat desa yang meliputi Kepala Desa dan diadakan di Dusun Krajan, Desa Kromengan.

Acara sosialisasi dimulai dengan perkenalan oleh pemateri, yakni Dirgahayu Eka Tritanto, S.P selaku ahli bidang peternakan kelinci, diikuti dengan pengenalan dan sosialisasi lebih lanjut mengenai ternak kelinci. Kemudian diadakan praktik langsung pengolahan daging kelinci hingga acara diakhiri dengan konsumsi hasil olahan berupa sate kelinci. 

Seluruh rangkaian acara berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB dan disambut dengan antusiasme yang tinggi dari warga desa untuk beternak.

Meskipun tengah dilanda pandemi, acara tetap berlangsung lancar dan masih menerapkan protokol yang berlaku guna mencegah penyebaran COVID-19 secara masif. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan masker dari seluruh pihak yang terlibat dalam kegiatan, juga pengaturan jarak antarkursi peserta yang menghadiri acara. 

Walau Desa Kromengan sendiri masih pada zona hijau penyebaran COVID-19, seluruh warga maupun perangkat desa juga tetap waspada dan menaati aturan yang ada. Peserta pun dibatasi jumlahnya agar acara sendiri tidak menjadi pusat keramaian sekaligus potensi untuk menyebarkan virus.

Pewarta: Lukky Reza Ramadhani

Penyunting: Aura R.

Pewarta Foto: Habib El Rahman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline