17 September 2014 - Kantor
Saya menilai, saya org yang fleksibel dan saya sejauh ini banyak keberhasilan yang saya dapat karena saya fleksibel, tapi saya bukan mencla-mencle, saya fleksibel pada cara bukan tujuan, tujuan tidak pernah saya rubah, saya selalu fokus pada tujuan. Saya tidak membayangkan ketika waktu itu saya membuat event Rock Sunday di Solo, kalo saya tidak fleksibel untuk mengubah jadwal pintu masuk venue bisa kacau diluar venue, tapi tujuan saya untuk membikin event besar dengan pengunjung 800 org tercapai, banyak banget hal fleksibel yang saya rubah seperti jadwal penayangan iklan di radio dan koran, bahkan pengisi acara saya rubah mengikuti perkembangan pasar. Mungkin bagi orang yang saklek, saya akan dibilang ga konsisiten, tapi biarlah saya orang yang sangat melihat sekitar dan menyesuaikan diri, bukan kah manusia selama ini bertahan dan maju karena ada pionir-pionir yang menolak kemapanan dan berani bertindak diluar rutinas, orang-orang seperti itu adalah orang-orang fleksibel menurut saya. Ketika Travelling saya adalah orang yang membiarkan saya tersesat agar saya menemukan tempat baru dan tantangan baru karena tujuan saya sendiri memang menyenangkan diri, dan bagi saya yang menyenangkan ya itu tadi tersesat berusaha mencari jalan keluar dan menemukan tempat baru.Misalnya saya bilang ke pacar saya pulang jam 10 malam karena saya ada job design, tapi pada kenyataannya saya pulang jam 4 dan saya berusaha meyakinkan pacar saya untuk tidak marah karena tujuan utamanya adalah dealing kerjaan design, kalau pada 'cara' pengerjaan harus dirubah jadi jam 4 menurut saya tidak masalah karena deadline juga baru jam 6. Tapi dia mempertanyakan komitmen, saya akan bilang ya saya komitmen ke tujuan (deal design sebelum deadline) tapi cara saya rubah dari selesai jam 10 jadi jam 4 agar lebih maksimal. Jadi saya memang komitmen ke tujuan bukan ke cara. Bayangkan anda hanya fokus lewat pantura untuk ke Semarang karena ada janji ke teman untuk sekedar ngopi di Tegal padahal macet banget di pantura, dan akhirnya milih jalur selatan lewat Bandung untuk ke semarang, dan teman anda yang di tegal harusnya memaklumi karena urusan kita cuma sebatas "ngopi" bareng, bukan karena teman kita di Tegal butuh donor ginjal dan kita harus sesegera mungkin membawa donor ginjal itu. Pada dasarnya orang harusnya tahu kapan itu saklek kapan itu fleksibel, sesuai kebutuhan. ingat bagaimana Scolari kekeuh memakai 4 - 2 - 3 -1 piala dunia kemarin ketika jadi pelatih Brasil, hasilnya? memalukan, Bagaimana fleksibel nya jerman sewaktu Piala Dunia kemarin? sekali lagi fleksibel itu di cara bukan tujuan, komitmen itu ditujuan bukan cara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H